MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Anggota DPRD Sulsel melalui Komisi E melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit (RS) Regional Bone. Terlebih, pembangunan yang menghabiskan anggaran Rp40,7 miliar untuk tahap 2 belum rampung.
Meski begitu, keberadaan RS Regional Bone dinilai sangat dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kesehatan masyarakat di Bumi Arung Palakka.
"Pembangunan RS Regional Bone ini sangat strategis, selain sudah jadi amanah RPJMD, juga sangat penting mendekatkan layanan kesehatan agar lebih baik," kata Ketua Komisi E DPRD Sulsel Rahman Pina, Selasa (11/4).
Ia mengatakan, jika ini tuntas maka bisa mengcover pelayanan kesehatan di Bone dan daerah sekitarnya. Warga Bone-Soppeng dan sekitarnya tak harus ke Makassar lagi untuk berobat.
"Karena standar layanan kesehatan yang sama sudah tersedia di sana," terang politisi Partai Golkar itu.
Rahman Pina pun berharap, RS ini menjadi kado manis di akhir masa jabatan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman yang akan berakhir 5 September 2023 nanti.
"Kalau ini selesai, akan tercatat dengan tinta emas, bahwa pak Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman berhasil menghadirkan RS terbaik di Bone," ungkap mantan anggota DPRD Makassar dua periode itu.
Diketahui, proses tender tahap 2 RS Regional Bone telah berproses. Pemprov Sulsel telah mengalokasikan anggaran Rp40,7 miliar dalam APBD Pokok 2023 untuk merampungkan RS terbaik di kawasan Bosowasi itu.
RS Regional Bone dibangun di Desa Mappesangka, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone. Lokasi pembangunan RS Regional ini berada di Jalan Poros Bone-Sinjai. Jarak antara Desa Mappesangka dari dari ibu kota Kabupaten Bone sekitar 68,2 km.
Sementara jarak dari Sinjai ke Desa Mappesangka berkisar 86,3 km. Kemudian jarak dari Watansoppeng kurang lebih 63,3 km. Jarak lokasi pembangunan RS Regional Bone tak jauh dari Pabrik Gula (PG) Camming, di Desa Pitumpidange, Kecamatan Libureng. (Yadi/A)