MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Kebangkitan Bangsa Sulawesi Selatan melakukan banyak perubahan dalam menentukan formasi bakal calon legislatif menghadapi Pemilu 2014. Beberapa figur potensial direkrut dengan target bisa menyumbang kursi. Tantangan terbesar kali ini adalah sejumlah petahana di Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Selatan tak ingin lagi bertarung.
Prestasi mencengangkan dicapai PKB Sulsel pada Pemilu 2019. Perolehan delapan kursi, yang pada Pemilu 2014 hanya tiga kursi, di DPRD Sulsel membuktikan kerja keras dan soliditas partai berjalan dengan baik.
Di bawah tangan 'dingin' Azhar Arsyad sebagai ketua, PKB Sulsel nyaris mengunci satu kursi pimpinan andaikan perolehan suara partai bisa didongkrak. PKB Sulsel kalah dalam perebutan kursi terakhir oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tak hanya itu, untuk pertama kalinya, PKB berhasil meloloskan dua kader ke DPR RI. Mereka yang menebus Senayan adalah H. Haruna dan Andi Muawiyah Ramli.
Menghadapi Pemilu 2024, PKB Sulsel sejak awal sudah mengambil ancang-ancang. Target besar dicanangkan dengan tetap melihat kualitas bakal calon legislatif yang diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sejumlah politikus kawakan diajak bergabung ke partai ini. Beberapa di antaranya yakni mantan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal, mantan Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria, mantan Wakil Bupati Pangkep Abdul Rahman Assegaf, dan mantan legislator DPRD Sulsel, Wawan Mattaliu.
Ketua PKB Sulsel, Azhar Arsyad mengatakan mematok perolehan 14 kursi di DPRD Sulsel. Adapun untuk kursi di parlemen kabupaten dan kota berjumlah 75 kursi yang pada Pemilu 2019 hanya berhasil meraih 51 kursi.
"Kami juga optimistis bisa merebut empat kursi ke DPR RI," ujar Azhar, Rabu (14/6/2023).
Azhar mengatakan, serangkaian target perolehan kursi tersebut bukan hal mustahil untuk diraih. Menurut dia, komposisi yang ada saat ini jauh lebih kuat dibanding pada Pemilu 2019. Menurut dia, rekrutmen tokoh-tokoh politik akan memberi dampak yang besar dalam mengejar target tersebut.
"Setidaknya, kami bisa meraih satu kursi unsur pimpinan di DPRD Sulsel," ujar dia.
Sedangkan, untuk target kabupaten dan kota, Anggota DPRD Sulsel itu mengatakan bahwa Pemilu 2019 hanya 51 kursi di 24 daerah, maka ke depan akan dinaikkan menjadi 75 kursi.
Legislator dari Dapil Sembilan Sulsel yang meliputi Pinrang, Sidrap, dan Enrekang itu ingin menghilangkan stigma bahwa PKB merupakan partai sekelompok masyarakat saja. Menurut dia, PKB merupakan partai yang terbuka bagi seluruh kelompok dan lapisan masyarakat.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memberikan instruksi kepada struktural partai baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkat ranting untuk melakukan 'serangan darat dan udara'.
Menurut Azhar, serangan darat dan udara yang dimaksud ialah melakukan sosialisasi mengenai kepartaian.
"Serangan darat meliputi kegiatan sosialisasi tatap muka dengan masyarakat, baliho hingga spanduk. Adapun serangan udara melalui platform online seperti media sosial," imbuh dia.
Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Sulsel, Syamsu Rizal alias Deng Ical mengatakan lebih realistis dalam menentukan perolehan kursi. "Setidaknya 11 kursi saja dan di DPR RI ada tiga wakil," ujar Deng Ical.
Menurut dia, salah satu perubahan signifikan dalam rekrutmen PKB Sulsel kali ini yakni rekrutmen bacaleg secara terbuka dan transparan. Selain itu, bacaleg juga harus menjalani uji kelayakan dengan melibatkan pihak eksternal partai.
"Kami ingin kualifikasi bacaleg PKB itu yang terbaik sehingga dilakukan mekanisme yang dapat menjamin kompetensi mereka nantinya," ujar Deng Ical.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad mengatakan tren PKB sekarang mengalami kenaikan dan dibuktikan dengan hasil perolehan pada Pemilu 2019. Menurut dia, pada 2024, PKB akan terus mengalami kenaikan ditandai dengan masifnya gerakan yang dilakukan oleh pengurus dan kader.
Firdaus mengatakan, bahwa target PKB Sulsel kursi bukan hal yang sulit. Alasannya, selain dihuni oleh politikus yang sudah pengalaman, partai ini juga dihuni oleh tokoh organisasi Islam yakni Nahdlatul Ulama (NU) kalangan milenial.
"Mereka inilah yang menjadi kekuatan besar dari PKB Sulsel," ujar dia.
Pengamat politik Muhammad Asratillah menilai sudah semestinya parpol segera memanaskan mesin mengingat waktu yang semakin mepet menuju Pemilu 2024. Menurut dia, dalam marketing politik ada dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan strategi marketing yang akan digunakan, yakni serangan udara dan serangan darat.
"Serangan udara merujuk kepada strategi pemasaran berupa iklan yang didistribusikan melalui media massa, media digital, ataupun atribut luar ruangan," ujar dia.
Asratillah mengatakan, serangan darat dan udara telah dilakukan oleh semua partai, namun belum ada yang paham betul dalam memaksimalkan media digital. "PKB bisa menggunakan peluang ini dengan membangun infrastruktur media digital dengan menciptakan konten yang menarik dan menggunakan platform media digital sesuai dengan profil penggunaannya," ujar dia.
Direktur Profetik Institute ini mengatakan, serangan udara hanya efektif dalam mendongkrak popularitas dan aksesibilitas. Gaya ini kurang efektif untuk mendongkrak elektabilitas atau keterpilihan.
"Di sinilah serangan darat harus dilakukan. Strategi marketing berupa mobilisasi program yang menyentuh dan menggerakkan pemilih di tingkat akar rumput," jelasnya.
Asratillah mengatakan, bila PKB ingin mendulang suara yang signifikan di 2024, maka desai program yang efektif sekaligus populis dan bisa diketahui setelah dilakukan pemetaan preferensi politik.
"Selain itu prasyarat agar bisa didistribusikannya program kampanye secara efektif adalah keberadaan kelembagaan partai yang solid dan mengakar," imbuh dia.
Direktur Eksekutif PT IPI, Suwadi Idris Amir mengatakan PKB Sulsel sudah luar biasa bila berhasil mempertahankan dua kursi di DPR RI. Menurut Suwadi, PKB Sulsel harus bekerja keras di Dapil Sulsel Tiga. "Dapil Sulsel Satu dan Dua berpeluang besar mempertahankan kursi," ujar dia.
Dai juga menilai, PKB Sulsel akan bekerja keras mempertahankan perolehan delapan kursi di DPRD Sulsel. Alasanya, sejumlah kandidat petahana tidak lagi maju karena mempersiapkan diri di pemilihan kepala daerah.
Legislator PKB yang tak maju lagi karena akan maju ke Pilkada yakni yakni Hengky Yasin di Pilkada Takalar, Muhammad Sarif di Pilkada Jeneponto, Andi Tenriliweng di Pilkada Wajo, dan Anwar Recca karena mengalami sakit. (fahrullah-suryadi/C)