Analisis konten sering kali terfokus pada aspek-aspek luar dari teks, seperti kata kunci, tema, atau frekuensi kata, tanpa mempertimbangkan latar belakang politik, kepentingan pihak yang terlibat, atau agenda politik yang mungkin memengaruhi pembuatan teks.
Akibatnya, analisis tersebut gagal memberikan pemahaman yang komprehensif tentang teks politik yang sedang dianalisis.
Selain itu, analisis konten juga cenderung mengabaikan struktur mikro dalam teks politik.
Pemilihan kata, gaya bahasa, retorika, dan strategi framing yang digunakan dalam teks sering kali lebih penting dalam memengaruhi opini publik daripada sekadar menghitung jumlah kata atau mengidentifikasi tema-tema umum.
Dalam konteks teks politik, struktur mikro dapat menyampaikan pesan-pesan tersirat, merangkul audiens tertentu, atau membangun narasi yang menguntungkan bagi pihak yang menghasilkan teks tersebut.
Oleh karena itu, analisis konten yang tidak memperhatikan struktur mikro dapat mengabaikan nuansa dan kompleksitas dalam teks politik.
Selain itu, kegagalan Hasrullah dalam menggunakan analisis konten untuk menganalisis teks politik juga dapat dilihat dari kekurangan metodologisnya.
Analisis konten sering kali mengandalkan pendekatan deskriptif dan kuantitatif yang kurang mampu mengungkapkan dinamika sosial dan politik yang terlibat dalam teks politik.