Demokrat ke Prabowo atau Anies, Ni’matullah: Kita Dalam Masa Iddah

  • Bagikan
Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrat sepertinya tak akan memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendapatkan kursi cawapres. Terpenting, bisa mengalahkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang didukung Partai Nasdem, PKB, dan PKS.

Lantas kemana arah koalisi Demokrat. Saat diminta tanggapan pengurus Demokrat Sulsel soal arah koalisi di Pilpres?

Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah mengatakan, bahwa pengurus pusat hingga daerah menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono untuk menentukan kemana arah koalisi partai berlambang mercy tersebut.

"Soal Demokrat berkoalisi dengan partai mana dan capres siapa? Kita serahkan sepenuhnya ke majelis partai untuk langkah selanjutnya," kata Ni'matullah, Senin (11/9/2023).

Wakil ketua DPRD Sulsel itu menegaskan, bahwa sesuai hasil pertemuan bersama Ketua DPP AHY. Maka besar kemungkinan Demokrat merapat ke Capres Ganjar atau Prabowo.

Dia membeberkan arahan AHY kepada Ketua DPD Demokrat se-Indonesia bahwa Demokrat meninggalkan koalisi bersama Anies. Alasannya jelas pihaknya ingin move on.

"Tidak usah terlalu banyak membicarakan itu. Itu sudah lewat dan sudah berlalu. Bagian dari dinamika dan pelajaran. Yang pasti sudah kecil sekali kemungkinan untuk bergabung kembali ke Anies itu sudah 99 persen. Ya apapun alasannya bagi kami terserahlah konteks orang itu bagi kami pengkhianatan," tegasnya.

Saat ditanya apakah sinyal Demokrat menentukan sikap merapat ke kubu Ganjar. Hal itu diperkuat issu SBY dan Megawati akan bertemu. Ullah menuturkan bahwa soal koalisi hanya SBY yang tau.

"Apakah ada sinyal disalah satu kubu? Kita belum tau,. Kita kan dalam masa iddah (dalam islam masa ketika seorang yang telah menikah kemudian ditalak). Setelah kita masa iddah baru kita pikirkan," tuturnya.

Sedangkan, untuk menentukan sikap, ia berpandangan bahwa DPP mengkaji peluang dan dampak ke daerah. Dimana Capres usungan Demokrat bisa memberikan efek ekor jas kepada partai Demokrat di Pileg 2024 mendatang.

"Yang kita pikirkan apakah Capres nanti memberikan dampaknya di Pileg 2024 nanti," ungkap Ulla.

Meski demikian, ia mengatakan persoalan seperti ini sudah biasa dalam dunia politik. Tapi intinya Demokrat juga terbiasa menghadapi masalah. Jadi, dipersepsikan seperti badai pasti berlalu.

"Kalau kami badai pasti berlalulalang. Ya sudah santai sajalah kita hadapi dengan santai. Kita buktikan bahwa dalam situasi apapun kita tetap solid. Itulah yang membuat kemarin mas AHY terharu bahwa partai sesolid ini," pungkasnya.

Terpisah, Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menilai soal sikap Partai Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan hal biasa dalam perbedaan dukungam di dunia politik.

"Dinamika dukungan dan hengkang dalam dunia politik hal biasa. Partai politik adalah sebuah institusi. Bukan pribadi (AHY), jadi akan ada saatnya mereka saling bertemu,". ujar Luhur.

Menurut Luhur, sikap yang diperlihatkan AHY sangat luar biasa. Dia pun berharap, Demokrat konsisten dalam langkah yang ditempuhnya untuk membuat perubahan di Indonesia.

"Quote keren, Semoga konsisten dalam demokratisasi internal. Sejauh ini rapat Partai merupakan rapat keluarga yang diperluas dan diputuskan dari kebiasaan dan perasaan keluarga tertentu," tukasnya.

Dia menilai bahwa Demokrat akan merapat pada kubu Prabowo atau Ganjar akan terlihat pada issu berlembang. Apalagi SBY dijadwalkan akan bertemu Megawati, ini sinyal Demokrat merapat pada Capres tertentu.

"Kita melihat jika issu belakangan ini, kalau SBY dan Mega ketemu. Maka sinyal kemana Demokrat merapat," tukasnya. (Yadi/B)

  • Bagikan