4 Hari Dilanda Cuaca Ekstrem, BPBD Makassar Catat Pohon Tumbang Terjadi di 28 Titik

  • Bagikan
Salah satu pohon tumbang di Makassar

MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar meliris data laporan situasi banjir dan pohon tumbang di Kota Makassar, pada tanggal 17 Januari 2024.

Diketahui, beberapa hari terakhir Kota Makassar dilanda cuaca ekstrem yakni curah hujan yang tinggi disertai dengan angin kencang.

Per tanggal 14 dan 15 Januari 2024 tercatat dampak dari angin kencang dan pohon tumbang terjadi di 28 titik yang tersebar di 23 kelurahan dan 12 kecamatan yakni Manggala, Tamalate, Rappocini, Mamajang, Biringkanaya dan Ujung Tanah.

Selanjutnya, Makassar, Panakkukang, Bontoala, Tallo, Ujung Pandang dan Mariso.

Sedangkan untuk penyintas banjir per tanggal 17 Januari 2024, tercatat di tiga titik yang tersebar di satu kecamatan dan satu kelurahan. Dengan total penyintas banjir sebanyak 167 jiwa atau 48 KK.

Mereka tersebar tiga titik pengungsian yakni di Masjid Al Muttaqin dengan jumlah 23 jiwa atau 8 KK, Masjid Makka Al Mukarramah sejumlah 49 jiwa atau 14 KK dan terakhir di Masjid Jabal Nur sebanyak 86 jiwa atau 26 KK.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Hendra Hakamuddin mengatakan Kota Makassar saat ini memasuki status siaga darurat.

Maka dari itu, Hendra, sapaan akrabnya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi saat ini hingga beberapa hari terakhir.

Dengan menghindari tiang listrik, pohon tua, papan reklame khususnya juga memperbaiki kontruksi rumah.

"Sesuai dengan arahan pemerintah, kami imbau waspada terhadap cuaca saat ini. Angin kencang, hujan lebat. Seperti yang terjadi beberapa hari terakhir ini mengakibatkan pohon tumbang," terang Hendra.

"Kami bekerja sama dengan OPD terkait, termasuk DLH kitab perhatikan pohon tumbang," tambah Hendra.

Hendra juga meminta kepada masyarakat yang berada di wilayah rawan banjir agar melakukan persiapan waspada bencana.

"Jadi imbauan khusus masyarakat di titik rawan banjir agar terus memantau kondisi cuaca melalui kanal resmi pemerintah yakni BMKG," tutup Hendra. (Shasa/B)

  • Bagikan