MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Informasi hoaks atau tidak jelas berpotensi mengalami peningkatan jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 nanti dan ini menjadi tantangan penyelenggara Pemilu. Penyebaran hoaks semakin masif dan digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politik.
Hal ini disampaikan oleh komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi selatan, Saiful Jihad saat melakukan Coffee Morning dengan mengangkat tema ‘Partisipasi Rakyat Awasi Pemilu, Tangkal Hoaks, dan Ujaran Kebencian’ di Ceylon Coffee, Senin (22/1/2024).
"Sasaran penyebaran hoaks menargetkan lawan politik dengan cara dibuat narasi yang dianggap benar tapi dipotong sedemikian rupa sehingga menghasilkan narasi negatif. Sementara dia sendiri membangun narasi positif untuk dirinya dalam menutupi informasi demi membangun tren positif," ujar Saiful Jihad
Dirinya menyebutkan tak jarang hoaks politik menyerang dan menyudutkan penyelenggara. Agar kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara semakin berkurang. Salah satu contoh hoaks yang menyerang penyelenggara adalah narasi tentang adanya 'gudang siluman'. Narasi ini pernah muncul pada Pemilu 2019 lalu, bahkan saat ini dimunculkan kembali untuk merusak kepercayaan publik terhadap penyelenggara.
"Muncul baru-baru ini katanya sudah ada gudang siluman KPU. Kotak suara menghilang. Sudah ada surat suara dalam kotak suara di gudang siluman. Ini cara hoaks bekerja, ditanamkan dalam memori publik mengenai narasi jika penyelenggara sudah tidak fair," bebernya.
Sehingga kata dia tugas menangkal informasi hoaks bukan hanya dari Bawaslu saja tapi semua pihak. “Tugas kita bersama adalah dengan memulihkan kembali kepercayaan publik terhadap penyelenggara, dengan cara berpartisipasi dalam menangkal hoaks,” tuturnya.