Bupati Bulukumba Dorong Dodol Aksata Go Internasional

  • Bagikan

BULUKUMBA, RAKYATSULSEL – Bupati Bulukumba HA Muchtar Ali Yusuf, meminta produk lokal terus dikembangkan agar bisa dikenal luas.

Menurutnya salah satu jenis jajanan lokal khas Bulukumba yang saat ini sudah mulai menembus pasar adalah Dodol Aksata Palioi, dari desa Benteng Palioi, kecamatan Kindang.

Sebelumnya, Bupati Bulukumba HA Muchtar Ali Yusuf, diperkenalkan produk lokal jenis dodol aksata ini oleh pemiliknya, Rahman.

Menurutnya, dodol aksata ini sudah dipasarkan lintas kabupaten, provinsi bahkan sudah sampai ke Malaysia. Ada empat varian dodol aksata yakni rasa original, durian, kacang tanah dan wijen.

Bupati Muchtar Ali Yusuf, mengatakan dodol Palioi adalah salah satu karya anak Bulukumba dengan kemasan yang sudah menarik dan penting untuk terus dikembangkan sehingga semakin dikenal sebagai ole-ole khas Bulukumba.

Ia mengatakan, mengembangkan usaha dengan potensi yang ada di sekitarnya perlu terus dikembangkan.

Bupati HA Muchtar Ali Yusuf, meminta semua pihak untuk membantu bagaimana memasarkan dan meningkatkan nilai penjualan Dodol Aksata, termasuk semua produk usaha kecil menengah di Bulukumba.

Owner dodol Aksata Palioi, Rahman mengatakan, dodol aksata mulai diproduksi berkat program pemerintah dari Kementerian Ketenagakerjaan yang memberikan peluang untuk terwujudnya usaha ini dan dapat membuka rumah produksi Aksata Dodol Palioi.

“Saat ini Dodol Aksata Palioi setiap harinya diproduksi sekira 120 dos,” ujarnya.

Rahman mengatakan, dodol tradisional khas Desa Benteng Palioi ini akan terus dikembangkan hingga kancah nasional serta internasional.

Untuk sementara, pemesanan atau pembelian masih di rumah produksi di Desa Benteng Palioi karena masih menunggu label halalnya keluar yang saat ini sudah diajukan melalui di Dinas Perdagangan. Sementara untuk izin lainnya sudah lengkap semua.

Selain di Bulukumba, dodol aksata palioi sudah beredar sampai di Bantaeng, Jeneponto, Gowa, Makassar, Parepare, Kabupaten Luwu, kota Palopo, Toraja, Enrekang, Soppeng, Sinjai, Kendari, Kalimantan, Jakarta, Garut, Jawa Barat, dan Papua, bahkan sudah dibawa ke Malaysia dan Arab Saudi. (Sal)

  • Bagikan