MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah menilai kekisruan terjadi pada partai Golkar Sulsel didalangi adik Nurdin Halid (NH), Kadir Halid yang berkapasitas sebagai Ketua Harian Golkar Sulsel.
Ia menyayangkan aksi tersebut yang menyebabkan konflik dalam mengguncang kursi kepemimpinan Taufan Pawe sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Muh Asratillah mengatakan, sejak awal kedatangan, massa terus melakukan teror dan memaksa hingga berhasil memasuki Kantor Golkar Sulsel. Akibatnya, gembok pagar rusak dan pintu salah satu ruangan setelah didobrak massa Kadir Halid.
"Ini dalangnya Pak Kadir Halid dan hanya bisa diredakan oleh kakaknya Pak NH yang juga Wakil Ketua DPP Partai Golkar," ujar Asratillah.
Menurutnya, dalam politik demokrasi, konflik merupakan hal yang wajar, bahkan demokrasi ada dalam rangka mengelola konflik agar produktif.
"Cuman yang mesti dihindari adalah jika ada salah satu pihak yang menggunakan instrumen kekerasan dalam berpolitik, baik verbal maupun fisik," tukasnya.
Dirinya menilai, cara-cara yang dilakukan Kadir Halid bisa merusak Partai Golkar di mata masyarakat.
"Bagaimanapun dan dengan alasan apapun, menggunakan instrumen kekerasan dalam politik semisal preman, akan merusak kualitas demokrasi, dan akan menjadi tontonan yang kurang elok bagi publik terutama di Sulsel. Dan ini jelas sekali merusak nama Golkar padahal Pak Kadir Halid ini orang Golkar. Harusnya mampu menahan diri, jangan melakukan hal yang dapat merusak citra partai," ungkapnya.
Dirinya pun menilai, sebagai senior Partai Golkar, Kadir Halid seharusnya memberi contoh sikap positif bagi kebesaran Partai Golkar Sulsel.
"Elit politik mesti menjadi examplary model bagi keadaban politik bagi khalayak banyak, setegang apapun situasi politik yang terjadi mesti direspon dengan sikap dingin dan rasional," tambahnya.
Dirinya berharap, para petinggi Partai Golkar bisa menjaga marwah organisasi. Apalagi, Golkar merupakan partai berpengalaman dalam mengahadapi konflik-konflik internal.
"Apalagi untuk konteks Golkar Sulsel. Golkar bagi publik merupakan pemain politik lama dalam pentas politik Indonesia, dan memiliki akar politik yang cukup dalam di masyarakat Sulsel. Maka sudah seharusnya para elit Golkar menjaga sikap dan respon politik mereka," pungkasnya. (*)