DPRD Parepare Beri Dua Solusi Tarif Stadion GBH

  • Bagikan

PAREPARE, RAKSUL - Tarif stadion Gelora Mandiri (BJ Habibie) Parepare menjadi perhatian DPRD. Dewan mempertanyakan penyesuaian tarif stadion sebelum teken kontrak dengan PT. PSM.

Tarif stadion itu dibahas bersama Pemkot Parepare dan Manajemen PSM saat rapat dengar pendapat di DPRD, Senin (29/8). Hasilnya ada dua opsi yang mencuat.

“Ada dua opsi, yang pertama itu tadi per hari. Apakah dia mau kontrak 25 hari atau 20 hari boleh. Kan ada perda,” kata Wakil Ketua DPRD Rahmat Sjamsu Alam.

Politisi Demokrat itu menjelaskan PSM berpeluang menyewa dengan hitungan per bulan. Sehingga, stadion tidak bisa digunakan untuk agenda lain sebelum dan setelah pertandingan PSM.

“Untuk memastikan lapangan steril, stadion steril, rumputnya terjaga. Kemungkinan dia pakai 30 hari dalam sebulan,” katanya.

“Paling mungkin setiap bulan 15 jutaan. Dia akan pakai sesuai kebutuhan. Itu menjamin bahwa sebelum dia bertanding lapangan steril. Tidak ada yang boleh pakai. Karena sudah disewa,” jelas Rahmat.

Parepare Beri Dua Solusi Tarif Stadion, PSM Setuju Kontrak Tiap BulanPublished 18 hours ago on August 30, 2022By Redaksi Tegas.id
Rapat dengar pendapat DPRD bersama Pemkot dan PT PSM (foto: Ardiansyah/tegas.id)
Tarif stadion Gelora Mandiri (BJ Habibie) Parepare menjadi perhatian DPRD. Dewan mempertanyakan penyesuaian tarif stadion sebelum teken kontrak dengan PT. PSM.

Tarif stadion itu dibahas bersama Pemkot Parepare dan Manajemen PSM saat rapat dengar pendapat di DPRD, Senin (29/8). Hasilnya ada dua opsi yang mencuat.

“Ada dua opsi, yang pertama itu tadi per hari. Apakah dia mau kontrak 25 hari atau 20 hari boleh. Kan ada perda,” kata Wakil Ketua DPRD Rahmat Sjamsu Alam.

Politisi Demokrat itu menjelaskan PSM berpeluang menyewa dengan hitungan per bulan. Sehingga, stadion tidak bisa digunakan untuk agenda lain sebelum dan setelah pertandingan PSM.

“Untuk memastikan lapangan steril, stadion steril, rumputnya terjaga. Kemungkinan dia pakai 30 hari dalam sebulan,” katanya.

“Paling mungkin setiap bulan 15 jutaan. Dia akan pakai sesuai kebutuhan. Itu menjamin bahwa sebelum dia bertanding lapangan steril. Tidak ada yang boleh pakai. Karena sudah disewa,” jelas Rahmat.

Opsi kedua, kata dia, Pemkot dan PSM bisa menyepakati kerjasama dengan tarif tertentu. Hanya saja, kerjasama belum bisa diteken sebelum pengerjaan stadion tuntas.

“Boleh juga dengan kerjasama. Untuk saat ini belum bisa dilaksanakan. Kendalanya itu masih ada kegiatan (pengerjaan) pemda di sana. Sehingga untuk menentukan besaran kontrak yaitu harus dihitung aset yang ada di dalam dulu,” jelasnya.

Sementara itu, manajemen PT PSM menyetujui opsi yang ditawarkan DPRD. Direktur Keuangan PSM Rafiuddin Razak mengatakan tarif stadion akan dimaksimalkan dengan menghitung per bulan.

“Perda kan belum berubah. Jadi perda itu yang kami tuangkan. Kami maksimalkan hitungan per hari. Kita sesuaikan grade per hari (Rp500 ribu). Jadi kami maksimalkan per bulan berapa, tinggal dihitung saja,” ungkapnya.

Rafiuddin juga menyebut PT PSM terus menggenjot rencana perjanjian kerjasama (PKS). PSM membuka peluang kerjasama dalam hitungan per bulan untuk sementara.

“Karena stadion ini masih dalam proses pengerjaan, jadi tidak bisa jangka panjang. Misalnya nanti sudah selesai, sudah serah terima, baru kita bahas lagi,” ujarnya.

Tarif stadion kebanggaan Parepare itu sudah diatur dalam Perda Kota Parepare nomor 3 tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha. Pada pasal 23 poin 2 butir a disebutkan, bahwa retribusi pemakaian Stadion Gelora Mandiri (Habibi, red) Rp500 ribu perhari. Gelanggang ini masuk kategori tempat rekreasi dan olahraga. (*)

  • Bagikan