Film Dokumenter ‘PASUKAN RAMANG’ Dilanjutkan Kembali

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Setelah terkatung-katung selama hampir 10 tahun, film dokumenter panjang “Pasukan Ramang” resmi dilanjutkan kembali.

Kali ini akan diproduksi oleh Indonesia Sinema Persada yang sebelumnya sudah memproduksi film layar lebar, “SILARIANG: Cinta Yang [Tak] Direstui”.

Rumah kreatif yang berdomisili di Tangerang Selatan ini menggandeng komunitas supporter Gue PSM sebagai partner strategis.

“Sekitar September 2013, kami memulai inisiatif produksi film dokumenter ini. Kami tahu sejak awal akan melalui perjalanan panjang dan tak mudah karena proyek ini akan menghabiskan banyak energi, waktu dan biaya yang tak kecil. Karenanya kami bersyukur perjalanan ini bisa dilanjutkan kembali berkat dukungan penuh dari teman-teman Gue PSM, “ ujar Ichwan Persada selaku CEO dari Indonesia Sinema Persada.

Sementara itu Rio Veriza dari komunitas suporter Gue PSM menyatakan dukungan penuh untuk proyek ini.

“Kami selalu mendukung penuh hal apapun terkait PSM Makassar. Terlebih untuk proyek dengan niat sebesar dan semulia “Pasukan Ramang”. Kak Ichwan mengajak kami terlibat bisa jadi karena kesamaan visi dan kecintaan kami kepada PSM Makassar. Sedari awal Kak Ichwan juga tahu bahwa proyek ini akan bisa berlanjut kembali jika berkolaborasi dengan banyak pihak, terutama dengan komunitas suporter PSM Makassar, “ jelas pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini.

Film “Pasukan Ramang” ini akan mengangkat kisah dari legenda sepakbola asal Sulawesi Selatan, Ramang, yang masih jarang diketahui oleh publik.

Menurut Ichwan yang juga akan bertindak sebagai sutradara, penting sekali bagi generasi muda terutama pecinta sepakbola untuk tahu siapa sosok Ramang sesungguhnya. Terlebih Ramang tak saja adalah legenda sepakbola Indonesia tapi juga diakui dunia internasional.

Kisah Ramang pernah viral karena dimuat oleh FIFA.com beberapa tahun lalu. Artikel berjudul “Indonesia’s who’s inspired 50s meridian” [orang Indonesia yang menginspirasi puncak sukses tahun 50-an] mendapat respon luar biasa dari publik internasional tepat di peringatan 25 tahun meninggalnya Ramang.

Kisah paling terkenal Ramang ketika tim Indonesia yang diperkuatnya berhasil menahan imbang Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne tahun 1956.

Pada September 2013, pengambilan gambar sudah dilakukan sekitar 30% berlokasi di Makassar dan Barru [tempat kelahiran Ramang] dan mewawancarai sejumlah tokoh termasuk almarhum Anwar Ramang [putra Ramang], Diza Rasyid Ali [penggiat sepakbola - pendiri Makassar Footbal School] dan Daeng Uki [legenda suporter PSM Makassar].

Hasil pengambilan gambar tersebut sudah disunting menjadi 2 versi teaser berdurasi 1 menit dan dipublikasikan ulang melalui YouTube Channel Indonesia Sinema Persada.

Direncanakan momentum 35 tahun meninggalnya Ramang pada 26 September ini akan menjadi ajang memperkenalkan teaser dari pengambilan gambar terbaru yang akan mulai dilaksanakan bulan ini juga. (*)

  • Bagikan