SATU FREKUENSI

  • Bagikan

Oleh: HM. Saleh
(Dosen IAIN Parepare
Ketua Majelis Anak Shaleh Kota Parepare
Wakil Ketua DPW BKPRMI Sul-Sel)

Kalimat ini sering disampaikan ibu Hj. Erna Rasyid Taufan, SE., M.Pd. dalam berbagai kesempatan. Ada hal unik dari kalimat ini bila dicermati dengan seksama. Khususnya dalam mewujudkan ketercapaian satu aktivitas kegiatan atau program.

Kehadiran Majelis Anak Shaleh di Kota Parepare sejak lahirnya, 14 Oktober 2015 bertepatan 1 Muharram 1437 H. Dengan program utama LITERASI AL-QUR'AN dengan pembiasaan di sekolah mengawali aktivitas belajar membaca Al-Qur'an, shalat dhuha dan pembinaan keagamaan lainnya. Ini dapat terwujud karena adanya "satu frekuensi antara program pemerintah, visi ketua Tim penggerak PKK ibu Hj. Erna Rasyid Taufan, SE., M.Pd, dan tim Pengurus Majelis Anak Shaleh.

" Satu frekuensi" Inilah yang menjadi modal utama. Modal penggerak, sehingga apa yang direncanakan Majelis Anak Shaleh dapat terlaksana dengan lancar. Ibu Hj. Erna Rasyid Taufan memberi dukungan dan senantiasa memotivasi untuk melakukan kegiatan sebagai modal utama peserta didik mulai TK, SD, SMP dalam menghadapu tantangan global menuju Generasi Emas Indonesia.

Pemerintah kota Parepare dibawah kepemimpinan walikota bapak Dr. HM. Taufan Pawe, SH., MH., mensupport dan mengapresiasi kegiatan Majelis Anak Shaleh dengan menyediakan anggaran yang semakin tahun semakin meningkat sehingga para peserta didik sangat antusias dalam pengembangan diri.

Majelis Anak Shaleh sebagai wadah dalam menghimpun potensi peserta didik dengan melakukan uji kemampuan melalui kompetisi dan perlombaan. Tujuannya bukan hanya sekedar meraih juara dan mendapatkan hadiah, tetapi lebih kepada membangun dan menanamkan sikap dalam diri untuk dapat menjadi generasi yang memiliki daya saing tinggi, sportif, objektif, menerima kekalahan, dan yang tidak kalah pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan tanpa membeda-bedakan.

"Satu frekuensinya" antara pemerintah kota Parepare, ibu pembina MAS, dan pengurus MAS sehingga terwujud apa yang menjadi visi dari MAS itu sendiri. Tidak sedikit dapat kita lihat tidak berjalannya roda suatu organisasi, komunitas, tim kerja karena tidak adanya "satu frekuensi" didalamnya.

Kalimat "satu frekuensi" memberi satu pemahaman adanya kesamaan dari berbagai hal. Setelah saya coba menelusuri di google dengan mengetik "satu frekuensi" kemudian enter, saya temukan antara lain: salahsatunya memiliki pengertian 'seseorang akan merasa satu frekuensi jika ia menemukan banyak kesamaan dengan orang lain. Mulai dari selera humor, topik obrolan, kesukaan, dan lain-lain. Mereka seolah berada dalam radar frekuensi yang sama. Sehingga, apapun yang dilakukan akan terasa sangat klop dan menyenangkan"

Ada kata yang senada yang sering diucapkan orang yaitu Chemistry. Chemistry adalah perasaan yang bertaut dan terkoneksi dengan orang lain. Sederhananya, chemistry adalah rasa saling terhubung satu sama lain yang membuat Anda menginginkan lebih. Tidak harus dalam hubungan romantis,  chemistry juga bisa berbentuk hubungan pertemanan, pekerjaan.

Menurut sebuah penelitian tentang chemistry, kesamaan antar individu sangatlah penting dalam membangun chemistry. Saat pertama kali bertemu seseorang, jika kita merasakan setidaknya beberapa kesamaan, kita mungkin lebih merasa nyaman mengungkapkan informasi tentang diri sendiri, karena yakin orang lain akan memahami kita. Merasa dipahami sangat penting untuk membentuk ikatan rasional. 

Kedua kata ini Satu frekuensi atau sefrekuensi dengan chemistry merupakan salah satu hal yang perlu menjadi perhatian saat mencari dan memilih teman, shahabat atau tim kerja. Apabila teman, shahabat, tim kerja kita masing-masing memiliki sifat ini boleh jadi akan bertanda apapun yang dilakukan akan sejalan dan tidak ada keraguan di dalamnya.

Kerja tim membutuhkan satu frekuensi, satu irama tidak berarti didalamnya tidak ada perbedaan. Perbedaan yang ada bukan untuk menjadi perdebatan panjang yang tak berujung. Perbedaan yang ada untuk didiskusikan agar mendapatkan kesepemahaman.

Berbeda merupakan keniscayaan. Dalam aliran listrik untuk menghasilkan cahaya yang menyinari ada positif dan negatif. Kedua unsur ini berbeda tetapi memiliki misi yang sama untuk mewujudkan energi kehidupan. Apabila perbedaan ini disalah gunakan atau salah dalam penempatannya akan mengakibatkan malapetaka yang menghancurkan kehidupan.

Demikian pula dalam diri seseorang, harus satu frekuensi antara apa yang dipikirkan dengan apa yang dilakukan. Sering kita mendengar satunya antara tindakan dan pikiran. Satunya kata dan perbuatan.

Mewujudkan satu frekuensi dapat terjadi apabila sikap saling memahami, saling mengerti, saling mendukung, saling melengkapi. Terpadunya kekuranganku adalah kelebihanmu dan kelebihanmu adalah kekuranganku. Tidak memaksakan kehendak segala tindakan sebelum diputuskan terlebih dahulu didiskusikan.

Sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 159, Allah swt. berfirman: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
Ayat ini turun untuk menenangkan dan menyenangkan hati Rasulullah dan menyadarkan kaum muslimin terhadap nikmat Allah berupa Rasulullah yang akhlaknya sangat mulia. Lemah lembut, pemaaf, musyawarah dan tawakal.

Salahsatu hikmah dari banyak hikmah dibalik QS. Ali Imran: 159 di atas, adalah bersikap lemah lembut. Rasulullah memiliki sifat lemah lembut. Ayat ini menyatakan, sifat lemah lembut itu disebabkan karena rahmat Allah. “Yakni sikapmu yang lemah lembut terhadap mereka, tiada lain hal itu dijadikan Allah buatmu sebagai rahmat untukmu dan untuk mereka,” demikian Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya.

Sayyid Qutb menjelaskan, manusia selalu membutuhkan naungan yang penuh kasih sayang, wajah yang teduh dan ramah, cinta dan kasih sayang, serta jiwa penyantun dan penuh kelembutan. Itu semua ada pada diri Rasulullah karena rahmat dari Allah. Ini mengisyaratkan, sikap lemah lembut harus dimiliki oleh setiap mukmin, terlebih lagi jika ia seorang pemimpin.

Demikian goresan pena ditengah turunnya hujan di bumi lapadde. Mari bekerja bersama dengan berupaya sekuat tenaga dan pikiran untuk dapat mewujudkan dalam kehidupan adanya "satu frekuensi" antara satu dengan yang lain.

Sekedar berpendapat bukan untuk dipertentangkan. Tulis apa yang engkau pikirkan agar dapat juga dibaca orang lain.

Akhiri tulisan dengan sebuah pantun:
Memandang parepare mata berbinar
Kotanya indah, warganya makmur
Majelis Anak Shaleh senantiasa berkibar
Dukungan Bapak HM. Taufan Pawe dan ibu Hj. Erna Rasyid Taufan tak pernah luntur

$janganlupabersyukur

Wallahu a'lam bishawab

  • Bagikan