TAKALAR, RAKYATSULSEL - Empat orang tersangka pengrusakan kantor Desa Sampulungan jalanni restorative justice dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Takalar.
Kepala Kejari Takalar Salahuddin, mempertemukan para tersangka pengrusakan kantor desa beserta keluarganya dengan Penjabat Bupati (Pj) Takalar Setiawan Aswad untuk dimediasi di ruang Aula Kejari Takalar, Kamis (12/1).
Dari pertemuan tersebut, atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar, Setiawan Aswad menyampaikan pihaknya telah memaafkan para pelaku pengrusakan kantor desa.
"Kami tidak ingin ada warga Takalar yang terlibat hukum terlalu jauh, karena tugas pemerintah selain memberikan pelayanan, pengaturan tetapi juga harus memberikan perlindungan kepada warganya," kata Setiawan.
Kepada para tersangka dan keluarganya, serta kepala Desa Sampulungan yang dihadirkan dalam mediasi tersebut, Pj. Bupati Takalar berpesan agar tidak ada lagi dendam yang tersimpan setelah proses restorative justice ini.
Ia berharap proses restorative justice yang masih beberapa tahap pasca mediasi dapat segera selesai agar para tersangka bisa segera kembali kepada keluarga masing-masing.
Serta, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi pelaku, maupun untuk masyarakat Takalar secara keseluruhan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
"Karena kita saling memahami, saling mengerti, dan saling memaafkan sehingga bisa berdamai seperti ini. Adapun proses pemulihan kerusakan yang telah diakui untuk diganti oleh masing-masing pihak keluarga pelaku, silahkan dilakukan secara bertahap dan secara kekeluargaan," jelasnya.
Untuk diketahui keempat tersangka ditetapkan sebagai pelaku pengrusakan kantor desa pada November 2022 yang lalu.
Tersangka yang rata-rata berusia 19 tahun tersebut merusak kantor desa dalam aksi unjuk rasa menolak hasil penetapan calon kepala desa Sampulungan pada Pilkada Serentak 2022.
Total kerugian yang diakibatkan dari kerusakan tersebut mencapai Rp29 juta yang terdiri dari kerusakan komputer ditaksir senilai Rp 10 juta dan kerusakan fisik kantor desa (jendela, pagar, dan Pintu) senilai Rp19 juta. (Supahrin Tiro/Raksul/A)