Diksar Mapala Unhas 09 Diduga Tak Kantongi Izin

  • Bagikan
Kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Unhas. Foto: ISAK PASA'BUAN/RAKYATSULSEL.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Unhas Makassar yang dilaksanakan di Kecamatan Tompobulu, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga tidak mengantongi izin dari pihak kepolisian maupun pihak pemerintah setempat.

Hal tersebut diungkapkan ayah Virendy Marjefy Wehantouw (19) yakni James saat diwawancara. Dia mengatakan Diksar Mapala 09 Unhas merenggut nyawa anaknya tepat pada Jumat (13/1/2022) malam, saat itu korban bersama rombongannya melintas di jalur Tompobulu Maros-Malino, Kabupaten Gowa.

"Kegiatannya tidak ada izin pihak kepolisian, pihak pemerintah setempat. Kapolsek juga bilang kalau mereka minta izin pasti tidak dikasi karena cuaca ekstrem," ujar James saat dikonfirmasi, Senin (16/1/2023).

Dalam peristiwa ini, James juga menyesalkan panitia yang lamban menangani putranya tersebut padahal sudah dua kali mengalami drop saat Diksar berlangsung. Fatalnya, panitia malah tetap memaksakan korban untuk melanjutkan perjalanan.

"Waktu drop kenapa masih dipaksa jalan, panitia juga cuma bertanya masih sanggup, pasti mau tidak mau harus ikut, namanya junior ke senior kan. Harusnya kalau sudah drop stop saja," sesal James.

Hingga saat ini, James masih menunggu dan berharap pihak panitia Diksar datang menemuinya. Menyampaikan seluruh proses kejadian hingga Virendy meninggal dunia dan dibawa ke rumah sakit.

"Kami juga sesalkan karena pihak panitia belum muncul, tolong mereka hadirkan, yang temannya (korban) juga belum kesini (rumah duka), padahal kita mau tanya langsung kejadiannya seperti apa," harapnya.

Tak hanya itu, James juga mengungkapkan bahwa disaat mahasiswa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Unhas Makassar itu mengalami drop tak ada satupun panitia Diksar yang mendokumentasikan untuk dijadikan laporan kepada orang tuanya. Banyaknya kejanggalan dalam kematian Virendy pun membuat keluarganya melapor ke Polisi.

"Masa tidak ada dokumentasi satu pun di situ (lokasi kejadian) untuk pihak keluarganya kalau memang kejadiannya seperti ini. Kan itu pembelaan terhadap mereka (panitia) kalau begini kejadiannya. 20 orang panitia alasannya panik semua jadi mana tidak ada dokumentasi semua, sedangkan kegiatan lain ada, kok itu kau ndak sempat foto," ujarnya.

Sebelumnya Ketua Mapala O9 Unhas Ibrahim memberikan penjelasan bahwa sebelum dinyatakan meninggal dunia Virendy sempat mengeluhkan tidak enak badan.

"Magrib, korban tidak enak badan tapi tetap jalan. Sekitar jam 11 malam ia sudah tidak sadarkan diri (hingga meninggal dunia)," jelasnya. (isak/B)

  • Bagikan