Petahana Dapil Sulsel Satu Terancam

  • Bagikan
ilustrasi

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Delapan anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan (Dapil Sulsel) Satu, terancam tidak dapat mempertahankan posisinya. Para penantang petahana rerata skala kaliber yang memiliki pengaruh besar dalam menarik simpati pemilih.

Delapan petahana DPR RI di Dapil Sulsel I masing-masing memiliki basis massa yang cukup baik. Mereka adalah Amir Uskara dari PPP peraih 91.970 suara, Hamka B Kady dari Golkar 86.736 suara, Azikin Solthan dari Gerindra memiliki 74.997 suara.

Selanjutnya, Aliyah Mustika Ilham dari Demokrat mendapat 61.800 suara, Ashabul Kahfi dari PAN mengantongi 57.221 suara, Andi Ridwan Andi Wittiri dari PDIP meraih 48.724 suara, Haruna dari PKB dengan 46.692 suara dan Muhammad Rapsel Ali dari NasDem pemilik 43.359 suara.

Sejauh ini sejumlah partai politik telah memamerkan jagoannya ke publik yang bakal bertarung di Dapil Sulsel I pada Pemiluhan Legislatif 2024. Partai NasDem mempersiapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin, Wakil Bupati Jeneponto Paris Yasir, dan mantan Wakil Bupati Takalar Ahmad Se're.

Nama lainnya dari NasDem adalah Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, Istri Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Friska Paramitha Adnan, dan istri Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, Indira Yusuf Ismail.

Di dapil yang sama Golkar juga memasang figur-figur potensial, seperti senator Ajiep Padindang,
Bupati Selayar Basli Ali, istri mantan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Liestiaty Fachruddin Nurdin, dan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar.

Indikator kerawanan petahana DPR RI di dapil yang meliputi Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar itu, lantaran basis pemilihnya cukup beririsan dengan para penantangnya. Apalagi penantang petahana figur berpengaruh dengan latar belakang mantan kepala daerah.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Andi Ali Armunanto mengatakan, potensi petahana untuk mempertahankan posisinya masih terbuka lebar, meskipun, penantangnya 'kelas berat'. Asalkan, kata Ali, para petahana bisa meramu strategi yang lebih jitu.

"Yang pasti persaingannya akan lebih sengit, hal ini mengharuskan para petahana meninjau ulang basisnya dan strategi marketing politiknya, karena kemungkinan akan ada tumpang tindih dalam hal basis atau target pemilih," ucapnya, Kamis (23/2/2023).

Menurut Ali, keterpilihan petahana sangat ditentukan atas kinerja selama duduk di parlemen serta upayanya dalam merawat konstituen. "Kalau hal ini terpenuhi dengan baik maka potensi terpilih kembali tentu sangat besar," ucapnya.

Hadirnya figur-figur potensial sebagai penantang petahana otomatis akan menambah sengitnya perebutan kursi ke Senayan. Apalagi, penantang petahana memiliki basis pemilih cukup jelas dan adanya politik dinasti akan menambah beratnya petahana di pertarungan Pileg.

"Misalnya keluarga inti kepala daerah ikut bertarung di saat masih mengemban jabatan. Ini secara otomatis mempengaruhi pemilih," ujar Andi Ali.

Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, meski pertarungan di Pileg nanti melibatkan seluruh partai politik, namun pemetaan komposisi figur bacaleg antar-partai bisa memberi gambaran peta persaingan di daerah pemilihan menuju Senayan.

"Misalnya komposisi caleg dari Golkar dan NasDem terlihat kompetitif. Artinya, tak sekadar ingin mengamankan satu kursi saja, tetapi tengah berupaya meningkatkan perolehan suara dan tentu penambahan kursi," kata Nursandy.

Menurut dia, pemetaan komposisi bacaleg yang merata secara tidak langsung menguntungkan partai politik secara elektoral. Disebutkan Nursandy, bila melihat gambaran komposisi bacaleg partai yang ada, dipastikan persaingan akan semakin sengit.

"Bahkan akan cenderung lebih terasa atmosfernya di antara sesama caleg di internal. Partai harus mampu mengelola kekuatan caleg yang dimiliki untuk kepentingan elektoral partai," tukasnya.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Sukri Tamma mengatakan, mencuatnya nama kepala daerah maupun para keluarganya, memiliki peluang besar. Setidaknya bisa membantu mendongkrak perolehan suara.

"Hal inilah yang akan cukup mengancam para petahana di legislatif terkait dengan potensi masuknya para kepala daerah ini pada pileg 2024 nantinya," imbuh Sukri.

Sebelumnya Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe mengaku cukup mengandalkan figur-figurnya di Dapil DPR RI. Menurnya komposisi bacaleg sudah diserahkan ke DPP.

"Dapil I kami andalkan juga target kami dua kursi, jangkarnya Pak Hamka B Kady (petahana). Ada Ibu Lies dan Pak Ajiep," kata Taufan. (Suryadi/B)

  • Bagikan