MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tidak jarang ditemui umat muslim yang hanya tidur ketika berpuasa. Hampir tidak melakukan aktivitas apapun seharian selain tidur.
Alasan paling klasik, karena lemas. Takut puasanya tidak bisa sampai.
Beraktivitas hanya membuat lebih lemas. Karena mesti tidak makan dan minum berjam-jam lamanya.
Tidak hanya itu, bagi orang seperti ini. Ada hadist yang kerap jadi pembelaan.
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR.Al-Baihaqi dalam Kitab Syu'ab al-Iman)
Apakah benar demikian? Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Makassar Shaifullah Rusmin menjelaskannya.
“Hadis ini seringkali dijadikan dasar oleh sebagian orang untuk bermalas-malasan ketika berpuasa. Bahkan tidak jarang ditemukan ada yang memahaminya sebagai alasan untuk tidur seharian selama berpuasa,” jelasnya.
Padahal, jika ingin dipahami secara baik, hadis ini untuk memotivasi untuk mendapatkan kemuliaan Bulan ramadan.
Maksudnya, tidur saja bisa dikategorikan ibadah, apalagi jika yang berpuasa itu beraktivitas dan aktivitas tersebut membawa manfaat. Maka tentu lebih banyak pahalanya.