Catatan Perjalanan di Kereta Api Sulsel: Jadi Wahana Wisata Bagi Anak-anak Hingga Lansia (1)

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemberlakuan tarif bagi penumpang kereta api rute Maros-Barru tak menyurutkan animo masyarakat untuk menikmati perjalanan dengan moda transportasi ini. Dari kalangan anak-anak hingga lansia seolah memanfaatkan gerbong kereta api untuk dijadikan sebagai wahana wisata.

Pihak kereta api telah menetapkan tarif baru bagi calon penumpang untuk semua rute.

Rute Stasiun Maros-Labakkang, Pangkep tarif Rp5.000, rute Stasiun Labakkang-Garongkong Rp 5.000, rute Stasiun Maros-Barru-Garongkong Rp10.000.

Dari pantauan Harian Rakyat Sulsel, Sabtu (10/6/2023) pengguna kereta api itu saat masih menjadi bahan hiburan masyarakat dengan memanfaatkan hari libur di akhir pekan.

Bahkan, ada beberapa lansia yang menggunakan kursi roda ikut masuk ke dalam kereta.

Sekira pukul 14.15 wita, kereta mulai merayap dari Stasiun Maros dengan tujuan akhir Stasiun Garongkong Barru.

Di persinggahan pertama yakni Stasiun Rammang-rammang, informan kereta api mengumumkan pemberhentian. Pun dengan pihak stasiun, mengumumkan kepada calon penumpang untuk bersiap menaiki kereta yang dipandu dan diawasi oleh pihak keamanan stasiun.

Dari Stasiun Rammang-rammang menuju Stasiun Labakkang, penumpang akan disuguhkan oleh pemandangan bebatuan kars yang terpancang indah.

Selain itu, penumpang juga akan melewati pemukiman penduduk dan persawahan yang terbentang hijau. Di rute ini, penumpang akan diberikan sebuah petunjuk bahwa posisi kereta akan melewati irisan gunung dengan sensasi tebing mengapit kedua sisi kereta.

Sisi kiri kereta dari arah Pangkep menuju Barru, penumpang dapat menyaksikan bentangan laut.

Sedangkan, pada sisi kanan kereta tersedia perkebunan dan pegunungan yang sangat indah. Rute ini menjadi spot yang sangat ditunggu oleh para penumpang. Bahkan, tak sedikit yang menyempatkan diri untuk berswafoto.

Salah seorang penumpang, Umar (43) mengatakan dirinya bersama keluarga memanfaatkan waktu liburannya untuk menikmati pemandangan dengan naik kereta api.

"Apalagi tarifnya lumayan murah jadi semua keluarga bisa dibawa," ujar Umar.

Ia menuturkan bersama keluarganya menggunakan kereta api pada hari itu hanya untuk berkeliling saja.

Adapun penumpang lainnya, Ratih (24) mengatakan menggunakan kereta api memang tujuan untuk meringankan biaya perjalanan setelah bekerja.

"Saya, kerja di Maros tapi tinggal di Pangkep. Kebetulan rumah dekat dengan stasiun sehingga memilih naik kereta untuk menghemat ongkos transportasi," ujar dia.

Humas Balai Pengelola Kereta Api Sulsel, Riyan mengatakan sejak ditetapkannya tarif pada 1 JUni 2023, minat masyarakat untuk menggunakan kereta api tetap melonjak.

Menurut dia, antusiasme masyarakat untuk naik kereta api, tidak pernah berkurang.

"Malah kami terpaksa menambah jadwal jadwal pemberangkatan kereta api dari sebelum adanya kenaikan tarif," ujar Riyan.

Jadwal pemberangkatan dari Stasiun Maros mulai pukul 08.00 wita sampai pukul 14.00 wita.

Penambahan jadwal tersebut untuk menjawab permintaan masyarakat yang ingin mencoba menaiki kereta api, selain memang banyak yang sudah memanfaatkan sebagai alat transportasi untuk berangkat ke tempat kerja.

"Permintaan masyarakat cukup tinggi sehingga penambahan jadwal juga ditambah," kata dia.

Bahkan ia mengatakan, sejak berlakunya tarif untuk penggunaan kereta, pihaknya telah membuat kalkulasi sementara dengan jumlah pengguna tiket itu mencapai kurang lebih 14.000 orang.

Jika diasumsikan, setiap harinya masyarakat yang menggunakan kereta api itu sekira 1.400 orang untuk semua rute perjalanan.

"Selain terbilang murah untuk rute yang 80 kilometer dengan biaya Rp.10.000, ini juga menghemat waktu tempuh karena bebas macet," kata dia.

Riyan mengatakan, adanya kereta api membawa banyak manfaat kepada masyarakat. Mulai dari penghematan waktu tempuh sekitar 1,5 kali lebih cepat dari perjalanan menggunakan kendaraan melalui jalan raya, kereta api juga meningkatkan PDB serta memberikan nilai manfaat sosial bagi perekonomian masyarakat.

Selanjutnya, penyerapan tenaga kerja selama pembangunan serta pengoperasian kereta api, pengembangan UMKM di wilayah stasiun pemberhentian, potensi angkutan penumpang dengan tingkat pertumbuhan penduduk di atas 8,7 persen per tahun.

Lalu yang cukup urgen juga, penurunan tingkat kerusakan jalan akibat muatan lebih dari angkutan darat lainnya, serta mendukung penurunan angka kecelakaan di jalan atau meningkatkan keselamatan perjalanan.

Tak kalah penting, mendukung pengembangan akses daerah wisata dengan biaya terjangkau, menciptakan suatu perilaku masyarakat untuk lebih mandiri dan disiplin, Hemat biaya transportasi.

"Sampai saat ini, antusias masyarakat masih tinggi, ini berdasarkan jumlah penjualan tiket setiap harinya, baik hari kerja maupun hari libur," beber Riyan. (abu Hamzah/C)

  • Bagikan