LUWU TIMUR, RAKYATSULSEL - Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia berupa pengetahuan (knowledge) dan skill perawat di ruang perinatologi dan bidan di kamar bersalin, RSUD I Lagaligo Luwu Timur menggelar pelatihan skrining hipotiroid konginetal (SHK) Bagi Satuan Medis Fungsional (SMF) Anak, yang berlangsung di ruang nifas RSUD I Lagaligo, tanggal 08-09 Juni 2023.
Pelatihan yang melibatkan 58 orang perawat dan bidan di RSUD I Lagaligo ini bertujuan antara lain; agar Tenaga Kesehatan baik Perawat maupun Bidan dapat memahami tentang konsep skrining hipotiroid konginetal pada bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan lanjutan.
Tenaga Kesehatan juga akan mampu melakukan langkah-langkah skrining hipotiroid konginetal, Tenaga Kesehatan mampu melakukan resusitasi dengan tepat sesuai dengan algoritma resusitasi neonatus, serta Tenaga Kesehatan mampu berkolaborasi dalam penatalaksanaan skrining hipotiroid konginetal (SHK).
Kegiatan ini berlangsung dua hari, diawali dengan pemaparan materi dari dr. Endarwati Nurdin, Sp.A selaku narasumber. Sementara untuk meningkatkan pemahaman dan skill peserta dilakukan praktek skrining hipotiroid konginetal di ruang nifas RSUD I Lagaligo.
dr. Endarwati Nurdin, Sp.A, mengatakan, Hipotiroid konginetal adalah keadaan menurunnya atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid. Hormon ini berfungsi untuk mengatur produksi panas tubuh, metabolisme, pembentukan tulang, kerja jantung, saraf serta pertumbuhan dan perkembangan otak.
“Oleh karena itu, hormon ini sangat penting bagi bayi dan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Kekurangan hormon tiroid pada bayi dan masa awal kehidupan dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan (cebol/stunting) dan retardasi mental atau keterbelakangan mental,“ kata dr. Endarwati Nurdin, Sp.A.
“Karena begitu pentingnya dekteksi dini akan hormon ini, sehingga peningkatan pengetahuan dan skill perawat dan bidan harus selalu di upgrade demi kesehatan generasi bangsa,“ imbuhnya.
Senada dengan itu, dr. Misjunaling Palayukan, Sp.A juga mengatakan bahwa, skrining hipotiroid konginetal (SHK) merupakan kegiatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk penyaringan anak-anak Hipotiroid.
“Diharapkan dengan pelatihan ini akan semakin banyak sampel darah anak yang dikumpulkan, sehingga semakin banyak anak yang tersaring, sehingga jika ada anak yang ketahuan Hipotiroid dapat dilakukan penanganan sedini mungkin agar mengurangi peluang anak tersebut mengalami keterbelakangan mental akibat Hipotiroid kongenital,“ tandas dr. Misjunaling Palayukan, Sp.A. (Son)