MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dampak El Nino mengubah pola cuaca dan bisa mengganggu musim tanam yang biasanya terjadi. Petani dapat mengalami penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas area tanam atau bahkan kegagalan panen
Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan alias AIA menyampaikan sejumlah daerah terdampak kekeringan akibat fenomena El Nino.
"Tentu, pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam mencegah dampak kekeringan," ujarnya, saat dikonfirmasi, Senin (14/8/2023).
Politisi Gerindra itu, mendorong pemerintah meningkatkan infrastruktur di segala sektor sebagai bentuk preventif sekaligus kuratif atas bencana yang terjadi.
Menurutnya, infrastruktur seperti bendungan, saluran irigasi, dan reservoir air membantu menyimpan dan mengalirkan air untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air domestik.
"Ini bagian dari solusi. Agar dapat mengurangi risiko kekeringan. Jadi jangan melakukan tindakan penanggulangan bencana saja, tapi tindakan pencegahannya juga harus diperhatikan," jelasnya.
Ketua DPD Gerindra Sulsel itu menyebutkan, banyak masyarakat menderita akibat kekeringan. Terlebih di wilayah pedesaan yang minim infrastruktur.
Karena fenomena dilihat bersama, banyak masyarakat menderita akibat bencana kekeringan yang mungkin untuk masyarakat kota biasa saja.
"Tapi di desa-desa dan pedalaman dampaknya lebih parah karena kekurangan infrastruktur " tutur AIA.
Ia pun mengungkap bencana kekeringan yang tengah dilanda Indonesia kini memiliki dampak serius bagi masyarakat. Kekurangan air dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian, kerugian ekonomi dan krisis pangan.
Agar kekeringan tidak memukul sektor pertanian lebih parah lagi, harus ada teknologi tani yang memungkinkan tanamannya tetap hidup sekalipun terdampak kemarau panjang.
Upaya modifikasi cuaca yang dilakukan pemerintah juga harus merata ke seluruh daerah yang membutuhkan. Harapannya saat hujan turun, masalah kekeringan sedikit demi sedikit dapat diatasi.
"Masyarakat di daerah terdampak kekeringan banyak yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti air minum, sanitasi dan kebersihan. Maka kekeringan pun dapat mempengaruhi kesehatan melalui peningkatan risiko penyakit akibat sanitasi yang buruk dan penyebaran penyakit terkait air," bebernya.
Ia mencontohkan, sebagian petani di Kabupaten Maros juga tak lagi merawat tanaman padinya karena mengalami puso akibat terdampak kekeringan saat musim kemarau.
"Ini menjadi contoh dampak kekeringan yang akan berpengaruh pada ketahanan pangan. Kita juga mendorong pemerintah agar memperbanyak program food estate di berbagai wilayah terpencil. Intervensi Pemerintah terkait lumbung pangan di daerah-daerah tertentu bisa mengantisipasi kelaparan," pungkasnya. (Suryadi/B)