WASHINGTON DC, RAKYATSULSEL - Sejak tiba di Amerika, 27 September lalu dalam rangka untuk menghadiri dan menjadi Keynote Speaker di Universitas Brigham Young, Provo, Utah, 1-3 Oktober pekan depan, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, memiliki dua agenda pada Jumat (29/9), yakni shalat Jumat di Masjid Georgetown University, Washington DC, dan mengunjungi markas besar militer Amerika, Pentagon.
Pertama, Prof. Nasar (sapaan akrabnya) berkunjung ke Georgetown University untuk menjajaki Kerjasama pengiriman mahasiswa Indonesia untuk mengikuti short course beberapa bulan, seperti halnya 7 mahasiswa pascasarjananya yang sedang berada di Hardford International University for Religion and Peace (HIU), Connecticut, sekaligus shalat Jumat di Masjid kampus itu bersejarah itu. Bersejarah karena Prof. Nasar pernah mengadakan riset di kampus itu tahun 2002-2003.
Kedua, Prof. Nasar mengunjungi dan melihat dari dekat salah satu sisi Pentagon, dimana terdapat ratusan kuburan korban kekejaman teroris pada 11 September 2001 silam.
Prof. Nasar dapat menginjakkan kakinya di kawasan Pentagon karena bantuan murid dan jamaahnya, Sahro Locke yang sudah bermukim lebih 20 tahun di Amerika. Ibu Sahro ini menikah dengan Thomas Locke yang bekerja di Pentagon.
“Saya hari ini (Jumat, 29/9) berkesempatan menziarahi Pentagon Memorial. Ternyata diantara para korban, ada beberapa Muslim. Saya doakan mereka. Kita harus belajar (lesson learning) bahwa kekerasan itu tidak menyelesaikan persoalan,” pungkas Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta itu. (*)