12 Proyek Strategis Senilai Rp95,52 Triliun Dijajakan BI ke Investor

  • Bagikan
Event South Sulawesi Investment Forum (SSIF) yang digelar di Hotel Claro Makassar

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -  Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan mempromosikan 12 proyek investasi strategis di berbagai daerah di Sulsel yang nilainya setara Rp 95,52 Triliun kepada para investor, Rabu (4/10). 

Lewat event South Sulawesi Investment Forum (SSIF) yang digelar di Hotel Claro Makassar, Investment Project Ready To Offer (IPRO) ditampilkan kepada investor potensial dari dalam dan luar negeri, sekaligus memberikan gambaran tentang iklim investasi dan komitmen Pemerintah Daerah dalam memberikan kemudahan investasi kepada investor. 

Pada kegiatan bertajuk 'Reinforcing The Downstream Industry And Circular Economy' ini pula, investor yang hadir akan mendapatkan gambaran terkait daya saing maupun komitmen dan dukungan pemerintah terhadap peningkatan investasi di Sulawesi Selatan dan Indonesia.

Deputi BI Gubernur BI, Filianingsih  Hendarta penjelasan program ini telah berlangsung di tahun ke tiga sejak 2021. 

Menurut Filianingsih, meski saat ini kondisi perekonomian global belum stabil, perekonomian nasional Indonesia tetap bertumbuh ditopang tingginya belanja rumah tangga kaum milenial. 

"Bi memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berada diposisi 4,5 hingga 5,3 persen  sementara kinerja investasi tetap baik sejalan dengan berlanjutnya proyek nasional. Realisasi investasi Indonesia semester 1 tumbuh 16,1 persen dari tahun ke tahun dan mencapai 48,5 persen dari total target 1400 Triliun yang menunjukkan Indonesia sebagai menjadi salah satu negara tujuan investor," terangnya. 

Khusus di Sulsel, Filianingsih mengungkapkan Kondisi ekonomi cukup baik dimana di triwulan kedua 2023 tumbuh 5 persen dari tahun ke tahun.

"Memang sedikit melambat dari tahun sebelumnya yakni 5,29 persen, namun perlambatan ini dipengaruhi dia hal yakni aktivitas ekonomi konsumsi domestik tumbuh lebih rendah dan kinerja ekspor tertahan sejalan permintaan negara mitra dagang yang melemah. Tidak hanya itu Inflasi gabungan di 5 kota di Sulsel juga tercatat deflasi 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya," jelasnya

"Deflasi ini disumbang makanan minuman makanan, tembakau ditengah menurunnya permintaan karena sedang perbaikan pasokan, disisi lain deflasi lebih dalam di September tertahan pada segmen pendidikan, perawatan pribadi dan jasa lainnya," sambungnya. 

Lebih jauh, Filianingsih menyimpulkan, bahwa secara garis  besar realisasi inflasi gabungan di 5 kota di Sulsel secara tahunan tumbuh 2,33 persen, atau masih  terjaga dalam kisaran sasaran inflasi nasional 13-1 persen pereriode tahunan sehingga Sulsel sangat layak menjadi daerah investasi

"Realisasi investasi yang baik di Sulsel terus meningkat sebesar Rp3,96  Triliun didorong penanaman modal dalam negeri Rp2,59 Triliun dengan pangsa 65,8 persen. Sementara penanaman modal asing Rp1,36 Triliun atau pangsa 34,6 persen, investasi  Sulsel di dominasi sektor pertambangan, industri logam dasar, potensi investasi gas, kayu laut kepiting rumput garam dan pisang," pungkasnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Causa Iman Karana melalui rilis resminya mengungkapkan terdapat 5 IPRO unggulan dari 12 IPRO yang dipaparkan dihadapan para investor.

"Projek unggulan tersebut adalah Pengembangan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Kawasan Peternakan Sapi Bone, Kawasan Minapolitan Selayar, Budidaya Rumput Laut Bone, dan Industri Pengolahan dan Pengalengan Ikan di Sinjai," ujarnya. 

Causa juga mengungkapkan, potensi tambahan investasi yang dipromosikan di SSIF mencapai Rp95,52 Triliun berasal dari 12 proyek investasi strategis yang tersebar di daerah di Sulawesi Selatan. 

"Sejauh ini, promosi investasi yang dilakukan secara konsisten melalui Forum Pinisi Sultan telah berhasil menjaring peminatan investasi dengan nilai Rp7,22 triliun dari total 9 investor di tahun 2023. Sebesar Rp5,7 triliun dari nilai tersebut merupakan komitmen untuk membangun pelabuhan ekspor di Bantaeng sebagai tindak lanjut kegiatan promosi investasi di tahun 2022," jelasnya

"Promosi Investasi yang dilakukan juga berhasil meningkatkan awareness Pemda Kabupaten dan Kota se-Sulawesi Selatan terkait urgensi peningkatan investasi yang tercermin dari meningkatnya jumlah partisipasi dalam pengumpulan proposal IPRO tahun 2023." tutupnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan