Perwira Tinggi Berburu Kursi, Eks Kepala BNN Sulsel Dinilai Sulit Saingi Aliyah Mustika di Demokrat

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah jenderal purnawirawan TNI-Polri di Sulawesi Selatan tak ingin kehilangan momentum pada Pemilihan Umum 2024. Pensiun dari kedinasan, tak menyurutkan semangat mereka untuk ambil bagian di atas panggung demokrasi. Di masa-masa purnabakti, malah 'sibuk' berburu kursi.

Beberapa nama yang akan maju sebagai caleg DPR RI dan provinsi yakni Mayor Jenderal TNI (Purn) Gunawan Pangki dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Mayjen TNI (Purn) Heros Paduppai (PKS), Mayjen TNI (Purn) Agustinus (PAN). Ketiga tokoh ini membidik kursi Senayan dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan Dua.

Nama lain Inspektur Jenderal (Purn) Frederik Kalalembang (Demokrat) dan Kolonel (Purn) Amsal Sampetondok (Hanura) juga membidik Senayan dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan Tiga.

Sementara itu, khusus di Dapil Sulsel Satu, hanya satu purnawiran polisi yang diketahui ikut bertarung. Bekas Kepala Badan Nasional Narkotika Sulawesi Selatan, Brigadir Jenderal (Purn) Idris Kadir maju melalui Partai Demokrat. Idris membidik kursi DPR RI.

Manager Strategi Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan peluang para pensiunan jenderal polisi dan tentara untuk terpilih terbilang kecil dengan melihat dinamika kontestasi yang tengah dihadapi.

Dia mencontohkan di internal Partai Demokrat. Nursandy mengatakan, partai ini bisa mengamankan satu kursi menuju Senayan, seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya, sangat terbuka lebar.

Tapi menurut dia, kursi tersebut bukan diraih oleh pensiunan jenderal polisi yang ikut bertarung di internal Demokrat.

"Idris Kadir yang maju melalui Demokrat masih sulit menyaingi Aliyah Mustika Ilham di Partai Demokrat," ujar Nursandy.

Pada Pemilu 2019, Aliyah Mustika Ilham meraih suara terbanyak di internal Partai Demokrat dengan perolehan 61.817.

Dengan raihan itu, istri mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin itu melenggang mulus untuk kedua kalinya ke Senayan.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto mengatakan kandidat berlatar belakang TNI-Polri memiliki nilai tersendiri. Sebab, selama ini TNI-Polri menjadi salah satu lembaga yang menghasilkan tokoh pemimpin bangsa.

"Salah satu kelebihan pemimpin dari TNI-Polri yang tidak dimiliki pemimpin sipil adalah memiliki pengalaman penguasaan teritorial," ujar Luhur.

Menurut dia, peluang kandidat berlatar belakang TNI-Polri dan sipil dalam pilkada sama saja. Bergabung soal modal sosial yang telah dibangun pada pemilih.

"Di samping memiliki koneksi elite politik nasional, para pensiunan ini pun harus punya kedekatan yang intens dengan masyarakat pemilih," imbuh Luhur. (Fahrullah/B)

  • Bagikan