Ketokohan Ketua Tim Bisa Jadi Penentu

  • Bagikan
Relawan Siapkan Strategi untuk Jagoan di Pilpres

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketokohan seorang ketua tim kampanye di Sulsel bisa menjadi salah satu faktor untuk meraih kemenangan.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma mengatakan, ketika seseorang ditunjuk untuk menjadi komandan tim pemenangan tentu sudah ada asumsi besar bahwa orang ini adalah orang yang pantas dari beberapa aspek.

Yang pertama tentu ketokohannya. Yang kedua tentu seorang ketua tim akan menjadi maskot di wilayahnya. Tentu orang akan melihat masalah image yang ada, popularitas dan seterusnya. Yang ketiga tentu bicara tentang sumber daya dan daya dukung.

"Karena menjadi ketua tim akan bekerja di 24 kabupaten/kota di Sulsel. Itu bukan wilayah kecil tentu butuh biaya besar," jelasnya.

Secara khusus menunutnya, ketokohan Rusdi Masse tidak diragukan lagi, paling tidak pengalaman politiknya menunjukkan itu. Beliau ketua NasDem Sulsel kemudian mantan bupati Sidrap dua periode.

Kemudian sepak terjangnya sudah menjadi rahasia umum bahwa beliau ada di belakangan keberhasilan beberapa kepala daerah (di Pilkada), termasuk wali kota Makassar karena istrinya juga ikut terlibat.

"Dengan ini pengalamannya dalam konteks mengenal ruang Sulsel sebagai arenanya untuk bekerja tentu sudah tidak diragukan. Rusdi Masse ini bukan tokoh Sidrap tapi tokoh Sulsel. Sehingga dalam pilihan itu dalam hitungan kalkulasi ini cukup tepat untuk merepresentasikan tim AMIN," ungkap Sukri.

Menurutnya, image RMS cukup baik, kemudian popularitasnya sangat baik sehingga tentu saja itu diharapkan menjadi daya tarik untuk masyarakat.

"Bagi mereka yang belum menentukan pilihan itu kemudian melihat sosok Rusdi Masse sebagai representasi dari pasangan AMIN. Sehingga kalau mereka mau menentukan (pilihan) barangkali dengan melihat siapa sosok yang merepresentasikan. Itu juga bisa menjadi alasan untuk memilih," terangnya.

Ada juga masyarakat yang barangkali tidak terlalu mengenal dan tidak terlalu punya pemahaman terkait dengan kandidatya langsung tapi kemudian mengenal atau punya pemahaman dengan orang-orang atau timnya.

"Termasuk komandan tim pemenangan orang akan bilang kalau orang yang seperti ini mewakili bisa jadi kandidatnya bagus, seperti yang direpresentasikan oleh timnya," tukasnya.

Adapun dr Udin, kata Sukri, sebagian besar lebih dikenal di Makassar, namun untuk Sulsel belum sebesar Rusdi Masse. "Tapi jangan lupa dr Udin ditunjuk karena Pak Danny Pomanto. Pak Danny Pomanto yang tadinya akan menjadi ketua tim tapi mengundurkan diri dan mengusulkan dr Udin," katanya.

Dia menyebutkan, dari sisi pengenalan, orang tahu betul bahwa dr Udin ini adalah representasinya Danny Poemnato karena itu ketika dia ditunjuk, bukan hanya sekadar merepresentasi tetapi dianggap punya pengalaman, punya akses dan jaringan tentu. Karena tidak mungkin menjadi simbol tim kalau tidak ada itu.

"Lebih dari itu, saya kira tentu dr Udin tidak hanya dilihat sebagai dr Udin tapi sekali lagi itu adalah representasi Danny Pomanto. Danny Pomanto selama ini sudah sangat populer di Sulsel juga," katanya.

Dengan demikian, ketua tim ini akan punya posisi yang cenderung akan bersaing untuk memperebutkan pemilih di Sulsel.

Terpisah, pengamat politik Unibos Makassar, Arif Wicaksono mengatakan bahwa melihat track rekor tiga figur menjadi tim pemenangan sama-sama kuat dengan kekuatan besar dibelakang.

"Saya lihat masih-masing punya kemampuan. Dimana RSM pernah bupati dua periode, tentu punya basis dan kekuatan. Sedangkan Udin Malik meskipun orang baru di dunia politik tapi dia adalah menantu Danny Pomanto selaku wali kota Makassar yang punya basis. Ini patut diperhitungkan," kata Arif.

"Kemudian pak Andi Damisnur mantan perwira bintang, tentu seluk beluk dan medan dia tau. Apalagi kabarnya dekat sama keluarga Amran Sulaiman, ini adalah tidak bisa dianggap remeh," lanjut dia.

Menurutnya, ketua tim daerah punya kapasitas dan kapabilitas tersendiri. "Figur itu menurut saya bertugas mengkoordinasikan kepentingan di lapangan, maka perlu dikomandoi dengan baik sesama partai koalisi dan relawan. Mereka ketua tim punya rekam jejak bisa diperlihatkan ke publik," tuturnya.

Dia menyebutkan, pihak tim nasional tidak asal ditunjuk saja, namun melihat ada kekuatan, tapi dibelakang ketua tim ada sosok punya jejaring kuat. Hal ini menjadi pertimbangan pusat mempercayakan ketua tim di daerah. (Yadi-Fahrullah/B)

  • Bagikan