Akademisi Sebut Ketokohan Tak ‘Pengaruhi Pemilih’ di Pilpres 2024

  • Bagikan
Prof Sukri Tamma

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -  Tiga pasangan calon Presiden dan calon wakil Presiden (Capres-Cawapres) saat ini sudah memiliki tokoh-tokoh berpengaruh di belakang mereka. Namun ketokohan mereka bisa saja tak tidak mempengaruhi pemilih hingga 14 Februari 2024 nanti.

Seperti di Sulsel, Anies-Muhaimin kini memiliki dukungan dari Mantan Wakil Presiden RI yang juga putra Sulsel, Jusuf Kalla, Prabowo-Gibran ada menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Ganjar-Mahfud ada walikota Makassar Danny Pomanto. 

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma mengatakan para tokoh salah satu yang diharapkan bisa meyakinkan pemilih. “Tapi jangan hanya memberikan keyakinan tapi para aktor tersebut harus juga turun meyakinkan pemilih dengan turun langsung,” katanya.

Dirinya menyebutkan walau JK sebagai Wapres dua periode, Andi Amran Sulaiman menteri dan Danny Pomanto sebagai Walikota Makassar. Namun mereka semua ini harus turun memberikan keyakinan kepada masyarakat.

“Banyak aktor namanya sudah sampai nasional, tapi di level akar rumput tidak terlalu dekat. Tapi bagaimana mereka bisa menarik suara, bukan hanya sekedar imeks,” ujarnya. 

Seperti Danny Pomanto di Makassar kata dia, pemilih cukup besar, dimana Pilwakot 2020 lalu dia mampu memperoleh suara hingga 40 persen. “Kalau Danny mampu menggarap Makassar dengan baik mungkin dia mampu memenangkan jagoannya khusus level bawah,” beberya.

Untuk JK dan Andi Amran walau tokoh ini sudah terkenal di tingkat nasional, tapi apakah mereka mampu menggerakan jaringannya di level paling bawah. 

“Paling penting jaringan sosial mereka, karena semua Capres ini didukung tokoh nasional, tinggal memaksimalkan. Jika ketokohannya saja tidak menjamin tapi yang menjamin jaringan-jaringan mereka hingga tingkat paling bawah,” jelasnya. (Fahrullah/B)

  • Bagikan