Golkar dan Gerindra Menonjol di Dapil Sulsel II, Petahana Dihadapkan pada Tantangan Berat

  • Bagikan
Petahana di Dapil Sulsel II dan figur penantang (Dok Fajar)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar masih memiliki peluang untuk memenangkan dua kursi di daerah pemilihan (dapil) Sulsel 2, dengan enam figur yang memiliki basis massa yang merata.

Terdapat potensi bagi Golkar untuk meraih bahkan tiga kursi, dengan syarat memperoleh 600 ribu suara. Hal ini tampak mungkin terjadi mengingat figur yang bersaing di dapil Sulsel 2 memiliki dukungan massa yang kuat.

Contohnya, Syamsuddin Hamid sudah dipastikan akan mendapatkan dukungan suara di Kabupaten Pangkep. Pada Pilkada 2016, Syamsuddin berhasil meraih 82.304 suara, dan pada Pileg 2024, ia menargetkan antara 80 ribu hingga 90 ribu suara.

Taufan Pawe, mantan Wali Kota Parepare dua periode, juga memiliki peluang besar untuk masuk Senayan, dengan basis suara yang kuat di Kota Parepare dan sekitarnya. Terlebih lagi, sebagai Ketua DPD Golkar Sulsel, Taufan memiliki pengaruh yang signifikan.

Figur lainnya seperti Andi Fahsar M. Padjalangi, Andi Rio Padjalangi, dan Nurdin Halid, akan bersaing ketat untuk meraih dukungan suara di Kabupaten Bone. Sementara itu, Supriansa akan fokus pada basis suaranya di Kabupaten Soppeng, setelah berhasil meraih 54.659 suara pada pileg 2019.

Analis politik Sulsel, Nurmal Idrus, memperkirakan bahwa Golkar memiliki potensi untuk memenangkan tiga kursi di dapil Sulsel 2. Namun, untuk sementara waktu, kemungkinan terbesar adalah dua kursi.

Menuju tiga kursi memerlukan sekitar 140 ribu suara untuk setiap kursi, sehingga total 600 ribu suara dibutuhkan untuk meraih tiga kursi. "Golkar saat ini aman dengan dua kursi," ujarnya kemarin.

Keberadaan figur-figur baru menjadi tantangan bagi petahana, yang harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan dapil Sulsel 1. Meskipun Golkar memiliki dua petahana, banyak calon legislatif (caleg) berkualitas dari partai lain juga ikut bersaing.

Situasi serupa juga terjadi di Gerindra. Persaingan antara Andi Iwan Aras (petahana) dan Andi Amar Ma'ruf, putra Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, masih sulit diprediksi. Meskipun Andi Iwan sedikit lebih unggul, gerakan yang dilakukan oleh Andi Amar tetap menjadi tanda tanya.

Nurmal juga memprediksi persaingan sengit di internal PKS. Tantangannya datang dari A Akmal Pasluddin, yang juga petahana, bersaing dengan Ismial Bachtiar, anggota DPRD Sulsel yang naik daun setelah menjadi juru bicara capres Anies Baswedan.

"Dilihat dari perspektif pemerataan, dapil 2 ini menjadi dapil yang menantang karena setiap partai memiliki basis dukungan yang seimbang," tambahnya.

Situasi serupa terjadi di PAN. Petahana Andi Yuliani Paris yang relatif aman pada pileg 2019, kini dihadapkan pada tekanan dari Nur Hasan, yang memiliki basis suara di Kabupaten Maros.

"Petahana dapil 1 relatif aman dibandingkan dapil 2. Tantangannya jauh lebih berat," pungkasnya. (Fajar)

  • Bagikan