Mengenal Pondok Pesantren Tertua di Sulsel (Bagian 2): Memiliki Kurikulum Khusus, Pengajian Halaqah

  • Bagikan
Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang

WAJO, RAKYATSULSEL - Pondok Pesantren (ponpes) As'adiyah Sengkang tidak hanya menyelenggarakan pendidikan formal bagi santrinya. Di sana, para santri juga dibina untuk menjadi mubalig yang handal.

Ponpes As'adiyah dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang mampu menghasilkan ulama-ulama berkualitas. Sejak didirikan, ponpes ini telah melahirkan ribuan alumni, di antaranya ada yang menjadi mubalig hingga imam masjid.

Banyak alumni ponpes ini juga yang mendirikan pondok pesantren baru di berbagai daerah atau setidaknya menjadi pembina pesantren. Bahkan, sejumlah alumni juga menjabat sebagai guru besar di perguruan tinggi Islam.

Selama bulan Ramadan, kegiatan di dalam ponpes dihentikan, dan para santri dikerahkan untuk menyebarkan syiar Islam di berbagai daerah. Hanya masjid di dalam ponpes yang tetap digunakan untuk melaksanakan salat lima waktu.

Khusus untuk para penghafal Al-Qur'an, mereka dikoordinasikan oleh pembina masing-masing di Masjid Jami, Sengkang.

Namun, yang membuat As'adiyah unik adalah adanya kurikulum khusus dalam proses pembelajaran mereka. Salah satu komponen penting dari kurikulum ini adalah pengajian halaqah, yang dilaksanakan setelah salat maghrib dan salat subuh, dan dilakukan dalam Bahasa Bugis. Pengajian ini diajarkan mulai dari jenjang Madrasah Tsanawiyah, Aliyah, hingga Ma'had Ali.

  • Bagikan