WAJO, RAKYATSULSEL — Ekosistem bawah laut di wilayah Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo dirusak. Terumbu karang dicuri, kini terjadi abrasi.
DPRD Wajo sudah banyak menerima laporan dari nelayan dan petambak di pesisir teluk Bone di Keera. Paling parah di Desa Pattirolokka, Kecamatan Keera, tidak ada lagi penahanan ombak.
“Sekarang hutan bakau kita rusak, terjadi abrasi,” kata anggota Komisi I DPRD Wajo, Hairuddin, Senin (15/7/24).
Terjadinya abrasi di hutan bakau di lokasi tersebut, dikarenakan terumbu karang makin berkurang. Kerap diambil secara ilegal oleh nelayan dari Sinjai dan Bone.
“Dari komisi satu, masalah ini sudah kami laporkan ke Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Wajo. Rencananya dua atau tiga hari ke depan, kita mau turun lapangan tinjau kembali lokasi,” tuturnya.
Tak hanya di Keera, tambah Firman Perkesi, beberapa kecamatan lainnya juga terjadi abrasi di pesisir Teluk Bone.
“Yang parah juga Kecamatan Bola dan Takkalalla. Makanya sekarang dilarang mengambil karang dan menebang pohon mangrove yang ada di pesisir pantai,” jelas Wakil Ketua I DPRD Wajo ini.
Sementara Kepala Dinas PUPRP Wajo Andi Pameneri mengaku belum bisa memberikan keputusan dalam penanganan abrasi tersebut. Walaupun begitu, penanganan abrasi bisa dilakukan dengan penanaman pohon mangrove.
“Tapi itu masuknya di Dinas Perkebunan. Nanti saya koordinasi, bagaimana langkahnya,” tutupnya. (Muis)