Sebelumnya, Abdul Rahman Bando berpatokan pada kajian survei dan melihat kecocokan gagasannya dengan kandidat tersebut.
"Bagi saya survei penting dalam mencari pasangan karena sebagai bakal calon wali kota (bacawalkot) Makassar, figur pasti ingin kandidat yang berpasangan dengannya memiliki peluang menang," jelasnya.
Namun, ARB menginginkan survei dilakukan secara profesional dan objektif. Keputusan diambil berdasarkan kajian yang betul-betul objektif dan tidak diutak-atik. "Kami tidak serta merta menentukan wakil atau calon," ujarnya.
Rahman Bando bersikap demikian karena berdasarkan pengalamannya di Pilwalkot Makassar 2020 lalu. Oleh karena itu, ia akan mengeluarkan survei-survei pembanding yang dijalankan secara profesional.
"Karena pengalaman kami menyatakan menang, tapi nyatanya kalah. Ini berarti tidak semua survei bisa diterima mentah-mentah. Sekarang terus bekerja untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas," tambah mantan Kepala Dinas Pendidikan Makassar itu.
Selain itu, Rahman Bando menginginkan pasangan yang cocok secara gagasan dengannya. Oleh karena itu, jika dia ingin memilih pasangan, dia ingin bertemu terlebih dahulu untuk berdiskusi mengenai permasalahan masyarakat di Makassar.
"Pilwalkot Makassar bukan hanya sekadar mencari pasangan yang disukai. Tapi menemukan pasangan yang disukai rakyat," tukasnya.