MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Andi Rian R Djajadi kembali menunjukkan komitmennya untuk membangun sejumlah infrastruktur dan fasilitas di desa-desa terpencil.
Kali ini, orang nomor satu di Polda Sulsel dan Jajaran itu berencana membantu pembangunan beberapa sarana prasarana pendidikan, rumah ibadah, juga infrastruktur jembatan di beberapa titik di wilayah Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone.
Langkah ini diambil Andi Rian setelah menerima kunjungan tiga kepala desa (kades) dari Kecamatan Tellu Limpoe, di Rumah Jabatan (Rujab) sementara Kapolda Sulsel, Jalan Yusuf Dg Ngawing, Kota Makassar, Minggu (28/7) malam.
Ketiga kepala desa itu masing-masing Kepala Desa Tapong, Ridwan, Kepala Desa Sadar, Andi Ashar, dan Kepala Desa Pallawa, Makmur. Dalam pertemuan tersebut, ketiga kepala desa itu mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dihadapi warganya saat ini, termasuk buruknya akses jalan dan keterbatasan fasilitas pendidikan.
Kepala Desa Tapong, Ridwan menyampaikan buruknya infrastruktur jalan selama ini membuat warga di desanya terisolasi. Utamanya jika ada warga yang ingin bepergian ke ibu kota kecamatan atau Kabupaten Bone, mereka harus menempuh jarak ratusan kilometer.
Salah satu jalan yang saat ini memungkinkan untuk dilewati warga Desa Tapong jika ingin ke ibu kota kabupaten yakni memutar melewat Kabupaten Barru, kemudian masuk ke Kabupaten Soppeng dan selanjutnya menuju Kabupaten Bone.
“Selama ini, warga harus menempuh jarak ratusan kilometer. Padahal kalau infrastruktur bagus waktu tempuh bisa lebih cepat. Cuman itu jalan sama jembatan rusak parah dan terjal,” kata Ridwan.
Adanya rencana pembangunan jembatan pada tahun 2025 mendatang yang akan dibantu Kapolda Sulsel, Ridwan mewakili warganya sangat bersyukur. Mengingat perjalanan nantinya akan jauh lebih singkat dibanding sekarang ini.
"Sekarang belum ada jembatan itu, seratus kilometer memutar menuju Kecamatan Tellu Lompoe, harus lewat Kabupaten Barru. Waktu tempuh empat sampai lima jam karena melewati jalan terjal. Nantinya kalau terbangun jembatan, sisa 16 kilometer," ujar Ridwan.
Sedangkan Kepala Desa Sadar, Andi Ashar Alam juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap fasilitas pendidikan yang belum memadai di wilayahnya. Belum adanya fasilitas pendidikan di desanya membuat puluhan anak sekolah terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah.
Bahkan, kata Ashar, anak-anak di desanya harus berangkat subuh agar bisa mengikuti mata pelajaran di pagi hari. Kalaupun berangkat pagi maka pelajaran di sekolah baru dimulai siang hari. Begitupun saat pulang sekolah, mereka harus pulang lebih cepat dikarenakan perjalanan yang jauh.
"Ada sekitar 50 anak yang harus berjalan puluhan kilometer setiap hari untuk pergi ke sekolah. Jauhnya jarak membuat proses belajar mengajar tidak maksimal karena biasa terlibat datang, baru harus juga cepat pulang karena kalau tidak jalan malam ini anak-anak kasian karena jauh perjalanan," kata Ashar
"Jadi 50-an lebih murid SD dari Dusun Satu ini tiap hari jalan kaki empat sampai lima jam ke sekolah. Mereka berangkat subuh karena lokasi SD yang jauh," sambungnya.
Dengan menempuh perjalanan 5 jam selepas salat subuh, murid Sekolah Dasar (SD) di Kampung Kajuara itu tiba sekitar pukul 10 siang. Di Desa Sadar, sebut Ashar, memang terdapat dua SD, hanya saja jarak kedua SD itu jauh dari Kampung Kajuara.
"Makanya jam pulangnya juga kadang molor ke jam 2 atau jam 3 siang," katanya.
Dengan begitu, Ashar berharap mantan Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) itu dapat membantu membangun fasilitas pendidikan yang lebih dekat dan memadai. Dimana, ketika SD kelas jauh itu telah terbangun, maka murid SD Kampung Kajuara, bisa bersekolah seperti murid SD lainnya.
“Jika kelas jauh dibangun di tengah kampung, waktu tempuh anak-anak ke sekolah bisa berkurang signifikan. Di desa ada dua SD tapi jauh semua. Ada juga di Dusun Dua tapi lebih jauh lagi. Makanya pak Kapolda siap mendukung pembangunan kelas jauh SD Impres 1279 Sadar," ucapnya.
Ashar menyebut jika bantuan dari Kapolda Sulsel turun, ia dan warganya akan mengupayakan lahan sekolah tersebut tepat di tengah Kampung Kajuara agar semua anak-anak sekolah dekat dan tidak perlu lagi jalan subuh ke sekolah.
Bahkan, kata dia, setiba di Desa Sadar dari Kota Makassar, dirinya akan segera berkomunikasi dengan masyarakat Kampung Kajuara terkait pembebasan lahan untuk SD kelas jauh tersebut.
"Sepulang saya dari Makassar saya akan sampaikan ke masyarakat , mudah-mudahan juga masyarakat siap bantu swadaya sambil dibantu juga sama Pak Kapolda," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Desa Pallawa, Makmur. Dia menyebut yang dibutuhkan warganya saat ini lebih kepada infrastruktur jalan dan listrik.
"Kalau kami di Desa Pallawa, hanya meminta bapak Kapolda agar bagaimana mengkomunikasikan ke pihak Balai Jalan, terkait kondisi jalan di desa kami yang terhubung ke Soppeng, saat ini kondisinya rusak parah," tutur Makmur.
Mendengar curhatan para kepala desa tersebut, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itupun menyampaikan pembangunan infrastruktur di desa-desa terpencil merupakan salah satu prioritas utama guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut.
Andi Rian mengaku tidak menyangka kedatangan tamu dari tiga desa pedalaman Kabupaten Bone. Diapun merasa bersyukur bisa mendengar langsung permintaan masyarakat dan bertekad mencari solusi terbaik.
"Malam ini saya baru menerima tamu dari tiga kepala desa dari Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone. Kita akan upayakan solusi terkait infrastruktur jalan dan pembangunan sekolah,” tutur Andi Rian.
Kapolda Sulsel berkomitmen untuk memfasilitasi pembangunan kelas di Desa Sadar agar anak-anak tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah.
“Informasi yang saya terima, ada sekitar 50 anak yang harus menempuh perjalanan jauh. Kami akan bangun kelas 1, 2, dan 3 di sana,” katanya.
"Tadi saya juga bilang sama pak kades harus juga diperhatikan tenaga pengajar, jangan nanti sudah ada bangunan malah tidak ada gurunya," tambahnya.
Andi Rian berharap, pembangunan kelas di Desa Sadar dapat memberikan dampak positif yang sama seperti di Desa Tapong, di mana ruang kelas tambahan telah dibangun.
“Mudah-mudahan ini bisa membantu anak-anak di Desa Sadar, seperti halnya di Tapong. Insyaallah kita cari skema untuk membantu fasilitas di sana cenderung lebih mudah ditempuh," sebutnya.
Adapun dalam pertemuan ini, turut hadir Uddin (14) siswa SD Tapong yang dulu viral ke sekolah dengan membawa sebilah parang hingga membuat Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang kala itu menjabat Dirtipidum Mabes Polri, tergugah membangun SD kelas jauh di Desa Tapong.
Dalam pertemuan itu, Andi Rian memberikan semangat kepada Uddin untuk tetap bersemangat dalam mengejar cita-cita.
"Mudah-mudahan juga bisa menjadi orang (sukses) kodong, kan baru SMP toh, mudah-mudahan nanti jadi Polisi. Yah nak yah, aamiin. Bagus-baguski sekolah nak," pungkasnya. (Isak/B)