MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Buruh saat ini sudah mulai mempersiapkan arah dukungannya untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak November nanti pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Ketua Exco Partai Buruh Sulsel Akhmad Rianto mengatakan putusan MK soal Pilkada memberi peluang bagi banyak calon kepala daerah untuk bertarung di Pilkada di tengah maraknya percobaan menghadirkan kotak kosong di berbagai daerah, termasuk di Sulsel.
"Putusan MK tersebut menjadi harapan baru bagi para kontestan baik partai non-kursi maupun partai yang memiliki kursi untuk mencalonkan sendiri," kata Akmad Rianto, Jumat (23/8).
Yang terpenting kata dia adalah seluruh parpol sudah memiliki kedudukan yang setara di Pilkada.
"Baik seluruh partai non-kursi dan parpol yang punya kursi sama kedudukannya. Ini memberikan pembelajaran demokrasi yang baik karena tidak ada lagi suara rakyat yang terbuang yang telah menyalurkan aspirasinya melalui parpol," ujarnya.
Akhmad menegaskan setelah putusan MK keluar, Partai Buruh langsung tancap gas melakukan konsolidasi dengan partai non-parlemen untuk membentuk koalisi khususnya di Pilkada Sulsel 2024.
"Di Luwu kita sudah ada kolega dan di Gowa, di Makassar sudah terbentuk Koalisi Kerakyatan, di Sulsel ada namanya Koalisi Rakyat Sulsel. Ini komunikasi yang dibangun untuk partai non-parlemen. Besar harapan kami tidak ada Kolom Kosong dalam Pilkada Sulsel," harapnya.
Akhmad menambahkan, komunikasi antar parpol non-parlemen di Sulsel terus digalakkan pasca putusan MK. Sebab potensi parpol tanpa kursi untuk bisa mengusung kandidat sangat terbuka.
Jika Partai Buruh, Gelora, Garuda, PBB, PKN, dan Partai Ummat berkoalisi maka suara yang dimiliki sebesar 6,3 persen.
"Jadi ada harapan sisa satu partai parlemen ikut mendorong akan muncul calon alternatif. Sebab saat ini kalau dikatakan di Pilkada Sulsel baru ada dua paslon," ujarnya.
Meski membuka peluang memunculkan alternatif kandidat, namun Partai Buruh juga punya ketertarikan untuk mengusung pasangan Danny Pomanto dan Azhar Arsyad. Sebab Partai Buruh melihat pasangan tersebut sebagai cerminan koalisi yang menjadi antitesis oligarki politik yang hendak memonopoli kekuasaan.
"Sebagai partai non-parlemen kami membaca ke arah dukungan itu. Jadi kita upayakan bisa melahirkan calon alternatif namun jika tidak, maka kami dari Partai Buruh akan mendukung Danny-Azhar di Pilgub Sulsel," tutupnya. (Fahrul/B).