MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pasar saham domestik di bulan September 2024 mengalami penguatan didorong oleh sentimen positif akibat penurunan suku bunga acuan.
Kondisi ini bahkan telah menempatkan Pasar saham domestik dengan rekor tertinggi di level 7.905,39 pada 19 September 2024 lalu.
OJK mencatat, selama bulan September IHGS naik 0,34 di anding bukan sebelumnya dan berada di level 7.696,92 atau membuat 5,83 persen. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun atau turun 1,82 persen. Secara tahunan, kendisi ini mengalami kenaikan 10,37 persen.Sementara, non-resident mencatatkan nut by cukup besar mencapai Rp25,02 triliun atau Rp52,75 triliun dibanding bulan sebelumnya.
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M. Ismail Riyadi melalui keterangan resminya mengatakan Pada periode bulanan, penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar di sektor technology dan property & real estate.
"Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat Rp12,86 triliun. Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,28 persen atau naik 5,74 persen, ke level 396,13, dengan yield SBN rata-rata turun 10,76 bps atau turun 7,64 bps dan Non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp20,82 triliun per 26 September 2024. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,11 triliun atau Rp2,42 triliun," paparnya.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp853,53 triliun atau naik 1,44 persen dan atau naik 3,49 persen pada 26 September 2024, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp504,80 triliun atau naik 1,28 persen atau naik 0,67 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp1,31 triliun atau ytd: net redemption Rp9,80 triliun.
Lebih jauh dirinya menerangkan Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp137,05 triliun di mana Rp4,39 triliun di antaranya merupakan fund raising dari 28 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 127 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp53,80 triliun.
"Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF, hingga 26 September 2024 telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 625 penerbitan Efek, 163.792 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,22 triliun," ujarnya
Pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 September 2024, tercatat 81 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 613.894 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp37,06 miliar, dengan rincian nilai transaksi 26,75 persen di Pasar Reguler, 23,18 persen di Pasar Negosiasi, 49,87 persen di Pasar Lelang, dan 0,21 persen di marketplace.
"Ke depan, potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.974 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan," tandasnya. (Hikmah/B)