OPINI: Mengenang Bapak Bangsa Syafi’I Ma’arif

  • Bagikan
Buya Syafi'i Ma'arif (Ist)

Sebagai contoh, pada tahun 2015 DPR RI melakukan fit and proper test atas calon Kapolri yang diajukan oleh Presiden, yang tentunya diendors oleh PDI Perjuangan.

Namun tiba-tiba saja tiada angin tiada hujan, KPK pimpinan Pak Abraham Samad laksana petir di siang bolong mengumumkan nama Pak Budi Gunawan calon Kapolri itu sebagai tersangka.

Karuan saja, sejagad raya Indonesia menjadi heboh dan sedikit gaduh atas putusan kontroversial itu. Semua pihak kaget bukan main. Atas peristiwa itu, nama Pak Budi Gunawan yang dikenal bersih tidak diproses untuk jabatan Kapolri, walaupun sudah dinyatakan lulus fit and proper test oleh DPR RI.

Dalam pada itu, mungkin untuk menghindari berlarutnya kegaduhan masyarakat, disertai cara berpikir normatif, Buya memberi komentar sebaiknya Pak Budi Gunawan tidak dipromosikan ke jabatan Kapolri.

Tentu saja kader-kader militant PDI Perjuangaan sangat kecewa dan tidak senang dengan komentar Buya, bahkan ada di antaranya yang membalas dengan kalimat-kalimat tidak sedap, kurang pantas bagi martabat Buya Syafi’i.

Ibu Megawati, Ketua Umum PDI Perjuangan langsung merespon, dapat memahami sikap Buya, dan meminta penulis bersama pak Dr. Ahmad Basarah, wakil Ketua MPR RI bersilaturahim pada Buya, sekaligus memohon maaf jika ada sikap kurang sopan dari kader-kader PDI Perjuangan.

Buya menerima kami di Sekretariat baru Maarif Institut di bilangan Tebet, rumah kediaman yang dikontrak di sebuah gang sempit; sangat bersahaja, tapi produk-peroduknya membahana di dunia intelektual.

Dengan ramah beliau menyambut kami, dan tak terkesan adanya kekesalan apalagi yang namanya sakit hati. Sikap-sikap seperti ini sangat jauh dari pribadi luhur Buya Syafi’i Maarif.

Yang paling berkesan dan tak terlupakan ialah kesediaan beliau memberi Kata Pengantar pada buku penulis “Islam Rahmah untuk Bangsa”, terbit pertama tahun 2009.

Permintaan untuk memberi Kata Pengantar tidak melalui surat, tetapi hanya sekedar bincang biasa dalam suatu acara di Gedung Pusat Da’wah Muhammadiyah Jakarta.Beliau memilih diksi yang padat singkat penuh makna.

  • Bagikan