Pertama di Sulsel, Petani Bone Manfaatkan Tanam Ganja di Hutan

  • Bagikan
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana Perlihatkan Barang Bukti Ganja Dalam Press Rilis Penangkapan Pelaku Tanam Ganja di Hutan, Jumat (17/2) (Isak/A)

Nana menegaskan, PA sama sekali tidak mengetahui jika yang ditanam adalah tanaman yang dilarang karena termasuk dalam golongan narkotika. Kedua pelaku menyampaikan pada PA bahwa bibit tanaman tersebut merupakan bibit tanaman obat-obatan.

Kedua tersangka mendapatkan bibit pohon ganja dari media online. Setelah mendapatkan bibit tersebut, mereka ke Desa Bontojae dan meminta PA (60) untuk menanamnya.

"PA ini tidak mengetahui kalau itu adalah bibit ganja. Yang disampaikan oleh kedua tersangka (kepada PA) bibit ini akan tumbuh dan digunakan sebagai obat. Jadi PA ini tidak mengetahui," terangnya.

Selain PA, beberapa masyarakat yang bermukim tidak jauh dari lokasi ditemukannya ladang ganja juga disebut tak mengetahui tanaman tersebut. Jarak antara pemukiman masyarakat dan ladang ganja sekitar 700 meter. 

"Masyarakat di kampung itu saat kita tanya mereka tidak tau kalau itu tanaman ganja. Termasuk yang diminta menebar (PA), menanam itu tidak tau. Mereka diperalat, disampaikan bahwa itu tanaman obat," kata Nana.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel, Kombes Pol Dodi Rahmawan menambahkan, kedua tersangka ini mengetahui lokasi tersebut cocok untuk ditanami ganja karena sering melintasi wilayah itu saat mendaki gunung. Sosok SN dan RK bagi warga Desa Bontojai juga disebut sangat familiar karena dianggap dermawan.

"Jadi dua tersangka ini sudah seperti Robin Hood (penolong) karena dermawan, suka memberi sembako. Bahkan, kedua tersangka ini sempat berjanji kepada warga akan membangun desa. Padahal warga ini terzalimi, karena mereka tidak tahu kalau yang mereka tanam itu adalah bibit ganja. Jadi hasil penjualan ganja itu ada yang dibagi-bagikan untuk warga seolah-olah kegiatan sosial," ujar Dodi. 

Masih ada Tiga Ladang Ganja Dalam Pemantauan Polisi

Selain penemuan ladang ganja seluas 1 hektare di Desa Bontojai, polisi menyebut masih ada tiga lokasi ladang ganja di sekitar pegunungan tersebut. Ladang ganja itu sementara dalam penyelidikan Ditresnarkoba Polda Sulsel. 

"Dari hasil penyelidikan kami (polisi) mendapatkan informasi bahwa tidak hanya satu bidang (ladang ganja). Di sana masih ada tiga bidang yang memang lahannya berjauhan," ucap jenderal bintang dua itu. 

Untuk memastikan lokasi keberadaan tiga ladang ganja tersebut, Polda Sulsel telah berkoordinasi dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Parepare.

Nana menyampaikan setelah kondisi cuaca membaik, tim dari Ditresnarkoba Polda Sulsel bersama BNNP Sulsel akan berangkat ke lokasi memeriksa secara langsung. Adapun luas dan jumlah tanaman di tiga lokasi itu belum diketahui. 

  • Bagikan