Lantas bagaimana tanggapan politisi di Sulsel? Ketua DPD Hanura Sulsel, Amsal Sampetondok menilai, sistem pemilu tertutup dan terbuka tidak menjadi masalah dan tak berefek pada kesiapannya untuk maju. “Bagaimana pun sistemnya tidak ada masalah,” katanya.
Dirinya menyebutkan rencana tersebut bila diterapkan memang ada untung dan ruginya. Misalnya, pelaksanaan pemilu tertutup berpotensi mengurangi minat para caleg untuk ikut dalam kontestasi politik. “Tapi kalau untungnya saya kira akan semakin ketat pelaksanaannya,” ucapnya.
Tapi bagi Amsal, apapun keputusan terkait pelaksanaan pemilu, baik terbuka maupun tertutup pihaknya sudah siap. “Tidak ada masalah bagi kami, apapun keputusannya. Kami siap. Makanya sekarang saya sudah jalan juga ini ke 24 kabupaten/kota untuk mempersiapkan semuanya,” tegasnya.
Sementara Ketua DPW Perindo Sulsel Sanusi Ramadhan menganggap, pelaksanaan pemilu terbuka dan tertutup punya kekurangan dan kelebihan. “Kalau tertutup di satu sisi terjadi proses kaderisasi, semacam turbulensi atau tsunami politik ketika itu terjadi,” katanya.
Penerapan pemilu tertutup menurutnya bisa memicu gejolak, seperti tokoh masyarakat yang tidak masuk dalam kepengurusan partai justru mundur. Perindo sendiri saat ini sudah mempersiapkan 50-an calon legislatif di semua tingkatan dari daerah sampai pusat, untuk maju dalam pemilihan nanti. “Itu bahkan sudah melebihi target kuota kami,” ucapnya.
Sanusi menegaskan, bagaimanapun sistem penerapan pemilu, baik tertutup maupun terbuka tidak menjadi masalah. “Bagi kami Perindo itu dimanapun, kami siap saja apapun hasilnya nanti. Karena memang kita kooperatif dan tidak menjadikan itu sebuah masalah,” jelasnya.