Alasan Ini, Tavares Tak Dampingi PSM Lawan PSIS Semarang

  • Bagikan
Pelatih PSM Bernardo Tavares. (Ist)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares tak bisa mendampingi anak asuhnya saat menjadi tim tamu PSIS Semarang pada pekan ke-33 di stadion Jatidiri, Kamis malam (6/4).

Juru taktik asal Portugal itu harus absen karena sanksi akumulasi 4 kartu kuning.

Asisten Pelatih PSM, Paulo Renato mengatakan melawan PSIS Semarang dia sudah persiapkan seperti pertandingan sebelumnya.

"Kita tahu bahwa PSIS ialah tim yang tangguh. Mereka mempunya kualitas di dalam tim mereka, ada Fortes yang musim lalu mencetak 20 gol, mereka punya Marukawa. Dan tentu saja tim ini memiliki kedalaman skuad yang bagus,” ucapnya.

Namun kata dia, Bernardo Tavares tak bisa mendampingi PSM bermain karena harus absen setelah mendapatkan sanksi akumulasi 4 kartu kuning.

"Namun kalian tahu, bahwa Coach Tavares mendapat kartu kuning di laga sebelumnya. Saya sendiri menganggap hal itu sesuatu yang konyol. Apalagi alasannya karena berbicara terlalu banyak," ujarnya.

"Padahal kan tidak ada aturan seperti itu. sebab pelatih punya hak berbicara, memberikan instruksi, pada saat sesuatu hal tidak bagus terjadi di pertandingan. Dia tidak mengumpat, tidak juga berbicara kotor kepada wasit. Tapi dia cuma membicarakan hal teknis di pertandingan," lanjutnya.

Pada pertandingan nanti, Renato akan mewaspadai kebangkitan PSIS Semarang. Apalagi pada laga sebelumnya, Mahesa Jenar mampu mencukur PSS Sleman dengan skor 5-2.

"Apalagi PSM cukup lama tidak menang away di Stadion ini. Dan saya lihat, pertandingan besok akan sulit bagi kita. Tapi kita harus tetap fokus memberikan yang terbaik di pertandingan besok," bebernya.

Juru taktik asal Portugal ini meminta anak asuhnya untuk mewaspadai semua pemain PSIS Semarang. Ia juga menekankan, tak akan fokus untuk mengawal pergerakan Carlos Fortes yang sudah mulai menemukan sentuhannya.

"Kita tahu Fortes adalah pemain penting, kita juga tahu kualitas dia, karena kita datang dari negara yang sama (Portugal). Tapi kami melihat PSIS sebagai sebuah tim, bukan individu," jelasnya. (Fahrul/A)

  • Bagikan