Terpisah Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jausi mengungkapkan, pihaknya mulai memetakan daerah yang terdampak berdasarkan status tinggi rendahnya dampak di sana. Perbaikan saluran irigasi dan dibantu dengan pompa air dan pemanfaatan sumur bor.
"Untuk kategori ringan dan sedang, kita akan kurangi dampaknya. Khusus yang kondisi berat dan puso, itu kan sudah hampir pasti tidak bisa berproduksi lagi itu lahan. Sehingga secara nasional, ada program luas tambah tanam," kata Imran.
Ia membeberkan, Secara nasional, program LTT itu ditargetkan sebesar 500.000 hektare. Untuk Sulsel, berkisar 80.619 hektare tersebar di seluruh kabupaten/kota.
"Produksi itu ditutup dengan luas tambah tanah. Daerah yang masih memiliki sisa-sisa air, atau mungkin tidak terdampak karena sawahnya sawah irigasi, kita dorong untuk percepatan tanam. Supaya produksi itu bisa kita tutupi," tukas Imran.
Sejauh ini, kata Imran, penanganan El Nino masih menggunakan anggaran rutinitas yang sudah ada sebelumnya. Namun, pihaknya sudah mulai menyusun rencana untuk permohonan bantuan dana.
"Memang kami akan berkoordinasi dengan BKAD untuk memastikan ketersediaan anggaran atau bahkan kemungkinan digunakannya anggaran Biaya Tak Terduga (BTT). Namun untuk penggunaannya itu kan mempersyaratkan adanya kondisi kedaruratan. Ini yang sementara dikaji, apakah kondisi El Nino ini sudah masuk kategori itu," pungkasnya. (Abu/B)