Judi Online Picu Masyarakat Terseret Pinjaman Online

  • Bagikan
Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Sulsel, Sultan Rakib menjadi narasumber pada program podcast Harian Rakyat Sulsel, Kamis (16/11/2023).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Merebaknya pinjaman online saat ini bertalian dengan semakin banyaknya masyarakat mengakses judi online. Di Sulawesi Selatan, Dinas Komunikasi dan Informatika tengah gencar memberantas pinjaman online, judi online, dan investasi bodong yang menjadi dampak dari perkembangan dan transportasi digital yang tak terelakkan.

Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Sulsel, Sultan Rakib mengatakan berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di daerah ini pada tahun 2023 sudah 236.000 nasabah pinjol yang membawa Sulsel masuk urutan 10 besar.

"Nasabah tertinggi ada di Jawa Barat, di DKI Jakarta 3,1 juta nasabah. Kalau berbicara soal pinjam online ada jebakan tersendiri, berbeda ketika meminjam biasa," kata Sultan pada sesi podcast bersama Harian Rakyat Sulsel bertajuk "Waspada Jebakan Pinjol" Kamis (16/11/2023).

Menurut Sultan, ada dua macam pinjaman online yakni pinjaman legal dan ilegal. Yang legal di bawah pengawasan OJK sesuai P2SK dan sangat jelas pengawasan OJK kepada pinjaman legal.

Meski demikian, data OJK mengungkapkan saat ini ada 101 P2TP yang di bawah pengawasan OJK atau legal, sedangkan ada lebih dari 4.000 pinjaman yang ilegal sesuai deteksi OJK dan lebih dari 2.500 laporan pinjaman online ilegal kemudian telah ditutup oleh OJK.

"Namun masih banyak yang masih beroperasi sehingga kami mengajak masyarakat agar melaporkan ke 157 jika menemui pinjaman ilegal," imbuh dia.

Sultan menjelaskan, alasan orang-orang terjebak pinjaman online adalah kebutuhan, terutama di masa Covid-19. Selain itu, seseorang yang sisi menjadi tulang punggung keluarga selalu berusaha mencari jalan singkat, sehingga solusi instan adalah melakukan pinjaman online.

Menurut Sultan, yang menjadi perhatian adalah sangat mudah mendapatkan pinjaman online yang ilegal karena hanya membutuhkan KTP. Sama halnya dengan pinjaman legal, juga membutuhkan KTP, namun ada perbedaan pada segi registrasi seperti bichecking dan data kreditur dan treatment. Berbeda dengan pinjol ilegal yang satu kali verifikasi.

"Pinjol legal ada tiga yang diakses di HP yaitu kamera, microphone, dan lokasi. Tetapi jika menggunakan pinjol ilegal maka data yang akan diminta adalah akses kontak galeri dan lain-lain yang menjadi fitur di HP dan menjadi data rahasia. Nah, itu harus kita ketahui apa modus dari aplikasi ini. Setelah itu akan diproses syaratnya. Pinjol ilegal, jika mengakses data pribadi kita tujuannya adalah ketika jatuh tempo akan disebar data pribadi kita kepada seluruh kontak yang ada. Tujuannya mempermalukan," imbuh Sultan.

Sultan menegaskan menyebar data pribadi dari sisi aturan keuangan itu tidak benar. Menyebar data pribadi sudah melanggar Undang-undang ITE.

"Apa yang menjadikan masyarakat takut melapor kerena tertekan, maka muncul istilah snow ball maka secara otomatis akan jujur tidak punya uang. Dari situ pinjol akan menyarankan ambil pinjaman ke teman lain sesama pinjol yang akan terus berkembang pinjamannya dan tidak akan selesai berhutang," kata Sultan.

"Di Makassar ada beberapa yang jadi korban. Sikap masyarakat kita "siri na pacce" sehingga mau tidak mau harus gali lobang tutup lobang untuk membayar utang. Ini tanggung jawab Kominfo Sulsel dan pusat untuk meningkatkan awareness kita bahwa berhentilah menggunakan pinjol ilegal. Ada beberapa daftar pinjol yang legal yang bisa kita pastikan keberadaan dan resmi," sambung dia.

Dari segi tugas, menurut Sultan, Kominfo Sulsel hanya mampu meneruskan laporan ke OJK dan Kominfo Pusat sebab tak memiliki kewenangan mensuspend pinjol dan untuk transaksi keuangan, OJK sudah membekukan berdasarkan laporan masyarakat yg melanggar aturan P2SK.

"Yang penting laporan tepat dan ada upaya intimidatif," sebut dia.

Lebih jauh Sultan membeberkan alasan pinjaman online marak karena ada judi online. "Seperti slot yang no limit yang tidak ada batasan hingga jutaan rupiah. Apalagi pada generasi Z. Makanya, jika sudah terjebak judi online ketika ingin deposit maka ada pinjol. Jika kalah maka ada lagi pinjol, kalah lagi, pinjo lagi, sampai menjadi utang besar yang menjebak," ungkapnya

Kemudian, menurut Sultan, ini menjadi perhatian bagi Dinas Kominfo, OJK dan tim satgas PASTI . "Kami sadar benar pinjaman online ini sangat dibutuhkan. Misal kita butuh uang tapi keluarga juga tidak punya uang. Maka kita harus sadar tidak semua pinjol baik," pungkasnya.

dia mengatakan, yang bisa dilakukan saat ini aadalah melakukan literasi digital kepada orang tua, anak, dan seluruhnya. Anak main judi pinjam di pinjol maka orang tua harus bayar. Ada beberapa kasus pasangan suami istri punya anak, namun suami suka judi online dan sadar namun utangnya sudah terlanjur banyak.

"Mari kita dengan penuh kesadaran menyayangi keluarga dengan menghindari judi online dan pinjol," ajak Sultan.

Lebih jauh Tim Satgas PASTi yang terdiri terdiri dari OJK, Polda Sulsel, Diskominfo Sulsel, Stakeholder, NJO saat ini melakukan edukasi memproduksi konten positif dan di sebar sebagai upaya prepentif dan melakukan oenutuoan bagi pinjol ilegal sebagai langkah kolaboratif.

Sultan juga membeberkan saat ini ada beberapa laporan investasi bodong, judi online, pinjol yang ditindaklanjuti Satgas Pusat dan langsung menutup pinjol sekitar 200-an lebih.

Sultan juga mengatakan bahwa perkembangan digital saat ini menjadi dua mata pisau, bisa bersisi baik dan bersisi buruk. Dirinya juga meminta agar para penyedia jasa pinjol ilegal segera berhenti.

"Untuk para oknum pinjol agar aktivitas ilegal tidak lagi laksanakan karena merugikan masyarakat. Bagaimana, jika anak istri bapak ibu yang mengalami. Dan masyarakat diminta waspada memperbanyak literasi digital dan jangan gampang mengakses pinjaman digital. Gaya hidup juga sangat mempengaruhi. Judi online menjadi kesadaran kita masing masing, Nasehat org tua menjadi upaya pencegahan," imbuh dia.

Menurut Sultan, alasan oinjol marak karena prosesnya instan dan sangat gampang mendapat uang. "Pertama literasi masyarakat rendah. Kedua, tuntutan hidup dan iming-iming memenangkan hadiah dari judi online menjadi ledakan yang susah kita bendung sehingga literasi digital wajib. Percuma melakukan judi online karena ada algoritma. Tidak ada bandar mau kalah. Yang bisa menang di judi online adalah bandar dan hacker. Tips menghindari pinjaman online adalah kembali ke diri masing masing. Maka perlu literasi keuangan. Kedepankan kebutuhan dibanding keinginan. Untuk judi online, kemenangan terbesar pelaku judi online adalah berhenti," kata dia. (Andi Nurhikmawati/C)

  • Bagikan