UPT PPRSA Inang Matutu Dinsos Sulsel, Wujud Kehadiran Pemerintah Bagi Anak Indonesia

  • Bagikan
Kepala UPT PPRSA Inang Matutu Dinsos Sulsel, Herlina Pakiding (kanan) saat hadir di podcast Harian Rakyat Sulsel, Kamis (23/11/2023). 

Lebih jauh, menurut Herlina jam operasional Inang Matutu  adalah jam kerja. "Namun karena kami ini pekerja sosial, maka kami biasanya menerima anak dari pukul 6:30 pagi sampai jam 7  malam baru di jemput. Aturan biasanya jam kerja, namun kita beri kebijakan sebagai bentuk pelayanan sosial ke masyarakat maka kami terima," ungkapnya.

"Saat ini ada 65 anak yang diterima, jadi misal ada anak yang keluar, maka anak yang ada di daftar tunggu akan dimasukkan. Saat ini yang antri 20-30an anak. kita lakukan penamatan setiap juni tahun ajaran baru," sambungnya.

Untuk pendampingan oleh pekerjaan sosial (peksos), biasanya dibantu oleh psikolog anak, dokter anak, dan dokter gigi.

"Saat ini ada 16 peksos, biasanya kalau peksosnya masih muda, maka anak yang didampingi ada 3 orang, satu peksos 3 hingga 5 anak, setiap orang tua akan berkomunikasi intens dengan peksos," ujarnya. 

Herlina juga meningkatkan, anak mengalami perubahan setelah di Inang Matutu  misalnya yang lambat bicara biasanya tidak membutuhkan waktu lama bisa bicara, juga anak  penyendiri bisa lebih percaya diri. Selain itu anak juga akan diajarkan berdoa dan beribadah. 

"Saat ini ada 65 orang anak, kasusnya ada 5 autis ringan, dan 20 lebih anak lambat bicara, mungkin karena pengaruh gadget sehingga banyakan diam. Di Inang Matutu no gadget.  Mereka dikelompokkan sesuai usia.  Jadi Peksos juga di sesuaikan dengan karakter anak. Setiap peksos mencatat perkembangan anak setiap hari," jelas Herlina

  • Bagikan