Ketua Golkar Tak Pasti Diusung di Pilkada 2024

  • Bagikan
Dokumen Rakyat Sulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Persaingan di internal Partai Golkar Sulawesi Selatan untuk mendapat 'tiket' pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 akan tersaji dengan sengit. Menjabat sebagai ketua Golkar bukan jaminan akan mulus melenggang sebagai salah satu kontestan.

Setahun jelang Pilkada Serentak 2024, Partai Golkar telah merilis jagoan mereka untuk bertarung. Sebagai bakal calon gubernur Sulsel, Golkar Sulsel menyiapkan lima figur yakni Nurdin Halid, Ilham Arief Sirajuddin, Taufan Pawe, Indah Putri Indriani, dan Adnan Purichta Ichsan.

Nama-nama lain juga telah diumumkan untuk dipersiapkan maju di 24 kabupaten dan kota. Dominan, ketua-ketua Golkar dijagokan di urutan teratas. Meski begitu, jabatan sebagai ketua, belum menjadi jaminan akan diusung tunggal. Semua nama yang muncul punya peluang masing-masing untuk menjadi calon.

Manager Strategi dan Operasional dari Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai surat tugas yang dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar mengenai figur-figur yang akan didorong bertarung di Pilkada 2024 bisa dimaknai beberapa hal.

"Surat tugas tersebut memberi gambaran bahwa Golkar serius menyiapkan kader di Pilkada 2024," ujar dia, Minggu (26/11/2023).

Menurut Nursandy, surat tugas tersebut bisa menjadi pemantik bagi semangat dan keseriusan figur-figur yang didorong untuk membantu Golkar di Pemilu 2024.

"Meski surat itu belum final, tapi dinamika persaingan di internal Golkar Sulsel akan sangat ketat," imbuh Nursandi.

Nursandy mengatakan, figur yang berstatus sebagai ketua Golkar di daerah belum mendapat jaminan mulus untuk mendapatkan tiket. Mereka, kata dia, akan tetap bersaing dengan figur lain yang juga memiliki pengalaman politik.

"Kemungkinan bisa saja mereka disalip. Variabel pengambil keputusan dalam hal pengusungan saya kira banyak, bukan cuma pertimbangan status ketua partai," imbuh dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Nurdin Halid mengatakan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh DPP untuk kader bukan tiket untuk diusung. Menurut dia, salah satu indikasi dalam mengusung figur di Pilkada adalah berhasil memenangkan Golkar di Pemilu 2024.

"Indikator untuk diusung salah satunya mampu memenangi Pileg dan Pilpres. Kalau dia berstatus caleg dan gagal, jangan berharap akan diberikan rekomendasikan. Bagaimana mau diberikan rekomendasi kalau dia gagal," ujar Nurdin.

Menurut Nurdin, figur yang mendapat surat tugas dan berstatus sebagai caleg harus membuktikan lebih dahulu untuk bisa lolos di parlemen.

"Kalau mampu memenangkan Pileg dan Pilpres itu sudah hampir pasti akan diusung di daerah masing-masing," ujar dia.

Nurdin yang juga masuk daftar salah satu penerima surat tugas untuk Pilgub Sulsel menyatakan akan fokus untuk lolos lebih dahulu ke Senayan. Nurdin maju ke DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan Dua dengan nomor urut satu, menggeser Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe.

"Saya juga akan fokus di Pileg. Kalau saya berhasil lolos dengan suara terbanyak baru bisa menatap Pilgub. Ini ukuran bagi saya. Misalnya, saya gagal di pileg, bagaimana mau menjadi Gubernur?" imbuh dia.

Diketahui beberapa hari lalu DPP mengeluarkan rekomendasi kepada Taufan Pawe (Ketua Golkar Sulsel), Adnan Purichta Ichsan (Bupati Gowa), Indah Putri Indriani (Bupati Luwu Utara) dan Ilham Arief Sirajuddin (Mantan Wali Kota Makassar). Empat kandidat Gubernur Sulsel ini ditandatangani oleh wakil ketua umum Ahmad Doli Kurniawan. Sementara Nurdin Halid sendiri mendapatkan rekomendasi yang diteken langsung Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Selanjutnya Andi Ina Kartika sari, Mudassir Hasri Gani (Barru), Ikram Ishak Iskandar, Islam Iskandar (Jeneponto), Andi Akbar Leluasa, Arpin (Luwu Timur), Syahruddin M Adam, Suwardi Haseng (Soppeng), Jon Rende Mangontan, Victor Datuan Batara (Tana Toraja), Jamaluddin Syamsir, Nirwan Arifuddin (Bulukumba), Rahmat Masri Bandaso dan Nurhaeni (Palopo).

Untuk kabupaten/kota lain, Golkar merekomendasikan satu nama saja mulai dari Muh Fathul Fauzi Nurdin Abdullah (Bantaeng), Andi Rio Padjalangi (Bone), Muhammad Irfan (Enrekang), Muhammad Nasir (Gowa) dan Muhammad Nasir Ali (Selayar).

Berikutnya Patahudding (Luwu), M Basir (Luwu Utara), Suhartina Bohari (Maros), Andi Ilham Zainuddin (Pangkep), Usman Marham (Pinrang), Zulkifli Zain (Sidrap), Andi Kartini Ottong (Sinjai), Tonais Bassang (Toraja Utara), Baso Rahmanuddin (Wajo), Munafri Arifuddin (Makassar) dan Erna Rasyid Taufan (Parepare).

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto mengatakan dalam proses pendaftaran pemilihan, memang disiapkan beberapa figur yang berpotensi. Ujungnya nanti akan keluar satu orang yang layak diusung.

"Tentu proses penentuan calon kepala daerah itu terdapat upaya lobi-lobi politik untuk bisa mendapatkan dukungan partai. Dan rekomendasi itu modal untuk bargaining dan berkoalisi dengan partai lain," ujar Andi Ali.

Andi Ali menyebutkan. surat tugas DPP Golkar adalah modal bagi figur-figur yang dicalonkan untuk bekerja maksimal untuk partai. Perebutan rekomendasi, kata Andi Ali, akan sangat seru ke depannya.

Di Pilgub Sulsel, kata Andi Ali, peluang Taufan Pawe sangat rawan disalip figur lainnya, meski berstatus sebagai ketua partai. Itu sebabnya, dia meminta Taufan Pawe bekerja lebih maksimal untuk memenangkan Partai Golkar di Sulsel dan membangun jaringan kuat.

"Taufan harus membangun jaringan yang kuat. Kalau saya lihat yang memiliki jaringan yang kuat di antara mereka adalah Ilham Arief Sirajuddin," imbuh Andi Ali. (fahrullah/C)

  • Bagikan