Dinas Kominfo-SP Luwu Timur Intens Kampanye Literasi Digital

  • Bagikan
Kadis Kominfo SP Luwu Timur, Drs.H. Hamris Darwis dalam podcast bersama Harian Rakyat Sulsel.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Luwu Timur membawa daerah itu mendapat predikat sebagai kabupaten informatif dari Komisi Informasi Publik (KIP). Berbagai inovasi diciptakan oleh pemerintah setempat untuk mencapai predikat tersebut.

Kepala Dinas Kominfo SP, Luwu Timur, Hamris Darwis mengatakan pihaknya membawahkan bidang komunikasi, informatika, statistik, dan persandian yang mengurusi mengenai informasi, hubungan informasi dengan masyarakat, komunikasi, kehumasan, dan membantu masyarakat dalam penyediaan data statistik sentral, termasuk mengamankan informasi di portal dan persandian.

"Dinas ini sudah berdiri sekitar tujuh tahun dan saya masuk di tahun ketiga. Program kami fokus pada persoalan teknologi dan komunikasi untuk menjangkau seluruh Luwu Timur di 11 kecamatan dan 124 desa-kelurahan serta jangkauan itu diharapkan bisa melayani fasilitas telekomunikasi," kata Hamris dalam program podcast Harian Rakyat Sulsel, Jumat (23/2/2024).

Hamris mengatakan, tercapainya predikat sebagai kabupaten informatif tidak terlepas dari kehadiran 15 aplikasi dalam mempercepat layanan kepada masyarakat dan digitalisasi pelayanan.

"Ada juga persandian yang menjaga informasi dan data yang dikelolah di portal Luwu Timur sehingga bisa digunakan dengan aman. Terakhir ada bidang statistik untuk melahirkan meta data statistik sektoral yang digunakan menjadi best data perencanaan pembangunan Luwu timur," beber dia.

Hamris menjelaskan 15 aplikasi tersebut merupakan portal yang terbagi dua, ada government dan I government.

"Government merupakan layanan internal yang digunakan khusus sehari-hari tata kelola pemerintahan yang berbasis elektronik, absensi digital android dimana kita bisa melakukan absensi paling jauh 2 meter dari lokus titik. Itu menjadi ukuran memberikan ASN penghasilan melalui absensi digital," kata Hamris.

"Selain itu kami punya Si Hemat untuk mendisposisi pimpinan sekretariat, asisten, dan sekda kabupaten. Di manapun pimpinan berada, misalnya umrah, tetap bisa melakukan disposisi surat-surat yang dibackup dengan aplikasi umum dipakai nasional yang dikeluarkan arsip nasional yaitu Srikandi yang memback up hingga tandatangan elektronik sehingga disposisi dan administrasi pemerintah dan TTD berproses. Jadi tidak ada lagi bilang pak bupati tdk ada misalnya," sambung dia.

Lebih jauh hadirnya berbagai kemudahan lewat aplikasi ini memberikan kemudahan bagi masyarakat Luwuk Timur. Ini pula yang menjadi alasan pemerintah pusat memberikan indeks pelayanan SPD dengan nilai baik. Atau jika dipoinkan mendapatkan B.

"Ini berproses selama saya disana dari 3 tahun lalu, sebelumnya dari dari C berubah menjadi B," ucap Hamris. Hamris menjelaskan, ada pula layanan satu atap satu pintu yang dihadirkan dimana bisa mengurus lewat online yang disiapkan dan dibangun oleh tenaga teknis.

"SDM kami yang membuat karena mempuni dan telah bekerja sama dengan pihak lain dibatasi, misal kalau kerja sama dengan pihak ke tiga lebih mahal, beda jika kita sendiri," ungkapnya.

Hamris mengatakan, keluarnya keputusan bupati dimana pengelolaan digitalisasi pemerintah dikelolah oleh Kominfo termasuk di sakit sehingga semua layanan pemerintah membantu hadirkan layanan.

"Penyebaran info yang bisa didapatkan masyarakat bisa dilihat di informasi dan keterbukaan publik yang disebar ke masyarakat yang bisa dilihat lewat plafon website pemerintah daerah yang paling aktif baik tertulis maupun gambar," ujar dia.

"Ini juga membuktikan kami satu-satunya di Sulsel mendapat predikat dari komisi informasi sebagai Kabupaten informatif. Bisa seperti ini karena 2024 ini kita mewakili Sulsel sebagai kabupaten informatika di Sulsel. Tahun lalu kami masuk 10 besar nasional dan menjadi pencapaian yang luar biasa," lanjut Hamris.

Hamris menjelaskan, penting masyarakat diberi digitalisasi, apalagi saat pemilu banyak hoax di sosial media. "Sebagai aparatur negara melakukan pembinaan tidak berhenti melakukan literasi digital bukan hanya bisa membuka namun bisa paham terutama anak SMA dan orang tua," kata dia.

"Untuk mencegah hoax maka memperkuat digitalisasi digital tentang bagaimana memanfaatkan media sosial dan bagaimana mencari fakta terbaik dibanding yang beredar di sosial media sangat penting. Sekarang banyak aplikasi untuk mengetahui itu dan membimbing kita," tambah dia.

Hamris mengungkapkan, hoaks di Luwu Timur juga hampir sama dengan daerah lain karena bersamaan pemilihan. "Ini sangat seksi dan sangat marak. Orang orang tidak paham menjadi ajang sebar fitnahshg para pemuka agama bisa diberikan digitalisasi digital," ujar dia.

Saat ini secara internal diwajibkan untuk netral, namun tugas Kominfo mendapat info tepat bermitra sehingga bermitra 30 media online, dan 6 media cetak
besar.

"Kami juga mengundang anak kelompok info masyarakat yg tersebar semua Desa yang. Menjadi ujung tombak untuk menangkal informasi tidak benar misal diskusi agar meminimalisir hoax yang sulit di rubah, lebih baik di cegah dulu. Biasanya orang terpapar, biasa dikaitkan dengan penipuan atau mengalami penipuan. Di Luwu timurbahkan ada memalsukan data pejabat untuk menipu," imbuh Hamris.

Literasi digital yang terpenting bagaimana memahami kerja atau pola teknologi bekerja memberi informasi masyarakat bukan cuma hardware tetapi juga paham memilih berita baik dan benar dan ini tanggung jawab pemerintah bisa masuk sehingga proses belajar tidak bisa berhenti sehingga bisa paham manfaat dan mudaratnya.

"Anak muda bisa lebih cepat paham dibanding kolonial dan ini sangat menjadi tantangan. Kalau gen z dan milenial disesuaikan dengan generasinya.kalau kolonial harus melibatkan pemuka agama dan dimasukkan digitalisasi digital," beber Hamris.

"Target 2024 kami terutama menjaga keamanan informasi mungkin juga satu-satunya di Sulsel yang menyimpan data bekerjasama dengan Telkom new sentris atau server untuk meny- impan data. Kenapa begitu kita tidak bisa menjamin listrik yang bisa merusak data," ujar dia.Ke dua Luwu Timur memiliki ISO 27001 dimana standar SDM.

"Kita sudah internasional termasuk aplikasi SDM Dari126 desa, 3 kelurahan itu tinggal 1 desa yang belum memiliki tower jaringan. Yang lain sudah ada dan yang tidak sempat terbangun akan dibantu Bakti Kominfo untuk terbangun. Walaupun masih ada blank spot, tetapi secara keseluruhan sudah tercover internet. Yang belum ini 1 desa batas Sulteng," beber Hamris.

"Saat membuka sosial media jangan langsung percaya kita jadi orang cerdas sedikit mengetahui dari mana foto atau data ini dan jangan cepat percaya apalagi judulnya bombastis. Kita renungkan baik-baik, mari kita tahan tangan untuk tidak menyebar hoaks," ujar Hamris. (*)

  • Bagikan