Inflasi Sembako Diprediksi Hingga Ramadan, Masyarakat Perlu Saving Money

  • Bagikan
PANTAU. Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin lakukan pemantauan harga pangan di Pasar Terong Makassar, pekan lalu.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Inflasi bahan pokok yang terjadi pasca pemilu diprediksi akan berlanjut hingga bulan Ramadan. Itu sebabnya, sejak dini masyarakat diminta untuk proteksi dengan memperkuat literasi keuangan, merencanakan anggaran dengan bijak, dan melakukan diversifikasi investasi.

Pantauan Harian Rakyat Sulsel, harga bahan pokok utamanya beras konsisten mengalami kenaikan di kisaran Rp 12 ribu-14 ribu untuk beras kualitas bawah sedang untuk beras kualitas super dikisaran Rp15 ribu-Rp17 ribu.

Data dari PD Pasar Makassar Raya, kisaran harga beras tersebut terjadi di Pasar Kerung-kerung, Pasar Pa'Baeng-baeng dan Pasar Sawah. Sedang komoditas lain yang juga mengalami kenaikan adalah cabe rawit merah di kisaran Rp38 ribu hingga Rp50 ribu perkilogram. Cabai merah keriting juga naik dikisaran harga Rp45 ribu hingga Rp50 ribu. Terakhir cabe rawit hijau di harga Rp20 ribu perkilogram.

Humas PD Pasar, Idris mengatakan pihaknya tak tahu pasti kapan harga akan kembali normal sebab kendara ada pada distributor. "Kalau soal turun harga tidak pasti, karena kendala yang dihadapi penjual sekarang dari distributor," ujar Idris, Selasa (27/2/2024).

Di Pasar Pa’Baeng-baeng, harga beras, cabai keriting, dan telur terus mengalami kenaikan. Salah seorang pedagang beras, Haji Sarinah mengatakan kenaikan beras dan telur terus terjadi dalam sepekan ini.

“Kalau harga beras premium itu Rp 15.500 per kilo dan harga beras medium Rp 14.500 per kilo,” ujar dia.

Terkait dengan SPHp atau beras subsidi Bulog itu didapatkan oleh pedagang hanya satu ton dalam satu minggu. “Beras ini cepat habis dan kami cuma dapat satu ton dalam satu minggu,” beber Sarinah.

Bahkan, kata dia, harga telur pada tiga hari lalu itu di angka Rp50 ribu satu rak, dan hari ini (kemarin) sudah menyentuh Rp 55 ribu satu rak.

Tak hanya itu, untuk harga gula pasir sampai saat ini masih bertahan Rp 18 ribu per kilo, dan harga terigu Rp 9 ribu per kilo. Padahal untuk kedua bahan tersebut masih sempat dijual masing-masing Rp 14 ribu per kilo dan Rp 8 ribu per kilo.

Rosi, pedagang rempah juga menyampaikan kenaikan harga cabai keriting juga sangat tinggi akhir-akhir ini, bahkan saat ini harganya kembali tembus di harga Rp 80 ribu per kilo. Menurut dia, untuk harga bawang merah dan bawang putih itu sama Rp 50 ribu per kilo dan sudah bertahan dalam sepekan terakhir.

Ia juga menyampaikan, untuik harga tomat memang mengalami kenaikan sampai Rp 20 ribu per kilo pada dua pekan terakhir, namun saat ini harganya sudah Rp 15 ribu per kilo.

“Kalau harga kol itu Rp 11 ribu per kilo dan wortel Rp 23 ribu per kilo,” paparnya.

Asisten II Pemprov Sulsel Andi Ichsan Mustari mengatakan untuk mengantisipasi inflasi akibat lonjakan harga, program pasar murah masih terus dilakukan oleh pihaknya.

“Jadi untuk mengantisipasi inflasi akibat kenaikan harga itu kami masih melakukan kegiatan pasar murah,” ujar Mustari.

Menurut dia, pihaknya juga tengah mempersiapkan pertemuan dengan para produsen beras untuk membahas terkait dengan distribusi beras agar menyimpan 10 persen stok untuk sulsel.

Menanggapi fenomena terjadinya inflasi atau kenaikan harga pasca pemilu, pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abd Mutallib menduga terjadi spekulasi pasar disebabkan ketidakpastian politik.

"Kenaikan harga bahan pokok pasca pemilu dapat disebabkan oleh spekulasi pasar, ketidakpastian politik pasca pemilu, serta kenaikan permintaan," ujar Mutallib.

Menurut Mutallib, tidak hanya pada komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, tetapi juga kenaikan listrik yang disebutkan akan terjadi di awal Maret serta adanya rencana penghapusan BBM subsidi dapat dipengaruhi oleh harga minyak dunia dan faktor-faktor ekonomi global yang telah berlangsung sejak konflik di berbagai negara.

"Kenaikan harga bahan bakar dan listrik bahkan dapat mempengaruhi defisit anggaran pemerintah, sehingga bisa berdampak pada peningkatan utang Indonesia," imbuh dia.

Menanggapi kondisi demikian, Mutallib menyarankan masyarakat memperkuat literasi keuangan, merencanakan anggaran dengan bijak, dan melakukan diversifikasi investasi.

"Masyarakat bisa melakukan saving keuangan yang bijak, menghindari utang yang tidak perlu, serta mempertimbangkan investasi yang aman dan menguntungkan," ujar dia.

Mutallib juga berharap pemerintah memberikan kebijakan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, transparansi dalam pengelolaan keuangan negara, serta perlindungan sosial bagi masyarakat yang terdampak ketidakpastian ekonomi.

"Di sisi lain, pemerintah diharapkan dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok, listrik, dan BBM agar tidak memberatkan masyarakat," ucap Mutallib. (andi nurhikmawati-abu hamzah/C)

  • Bagikan