Butuh Caleg Petarung

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Konflik internal mewarnai perjalanan Partai Demokrat Sulawesi Selatan menghadapi Pemilu 2024. Popularitas dan elektabilitas kader juga tengah diuji. Tensi perebutan kursi di parlemen tingkat provinsi akan sengit dengan absennya dua petahana. Kursi pimpinan terancam tak mampu dipertahankan.

Partai Demokrat Sulsel menjadi salah satu partai yang kadernya paling banyak hengkang jelang Pemilu 2024. Polemik pemilihan ketua, beberapa waktu lalu, menjadi pemicu utama.

Tokoh Partai Demokrat, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) yang tidak dipilih oleh DPP Demokrat memilih hengkang ke Partai Golkar.

Pilihan serupa juga sudah ditempuh oleh sejumlah ketua-ketua Demokrat di daerah yang memilih meninggalkan partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Terbaru, Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid yang sebelumnya menjabat Ketua Demokrat Pinrang, telah hengkang dan saat ini menukangi Partai NasDem Pinrang.

Anak Andi Irwan, Andi Irma Azizah juga tarik ulur untuk maju kembali mengendarai Partai Demokrat ke DPRD Sulsel.

Hingga batas waktu pendaftaran bakal calon legislatif ke Komisi Pemilihan Umum Sulsel, 14 Mei lalu, Andi Irma tak juga menyetor dokumen ke partai.

Meski begitu, sampai saat ini, statusnya sebagai legislator DPRD Sulsel dari Partai Demokrat masih bertahan.

Diterpa masalah internal, tak membuat pengurus Partai Demokrat Sulsel limbung. Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah mengatakan pihaknya tidak mau berbicara mengenai jumlah perolehan kursi pada Pemilu 2024.

"Tapi, kami menargetkan Demokrat bisa mengantongi suara 15 persen dari 85 kuta kursi di DPRD Sulsel," ujar Ni'matullah, Senin (12/6/2023).

Menurut dia, Demokrat telah menyiapkan calon anggota legislatif yang akan bekerja dengan baik dan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Ni'matullah mengatakan, Demokrat memiliki misi perbaikan dan perubahan sehingga berharap mendapat kursi yang signifikan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Pemilu 2019 lalu, partai berlambang Mercy ini harus kehilangan kursi di Dapil Lima Sulsel yang meliputi Kabupaten Bulukumba-Sinjai.

Kursi untuk DPR RI Dapil Sulsel Dua juga tak mampu dipertahankan. Itu sebabnya, pada Pemilu 2024, Demokrat dipastikan akan bekerja keras untuk mengembalikan kursi yang sempat luput pada 2019.

Menghadapi Pemilu 2024, kursi pimpinan rawan untuk bertahan. Ni'matullah selaku wakil ketua DPRD Sulsel, tidak lagi maju untuk parlemen provinsi, tapi akan mencoba peruntungan ke DPR RI.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury menyatakan pengurus sangat realistis dalam menentukan target pada Pemilu 2024. Salah satunya, perolehan satu kursi untuk setiap daerah pemilihan.

"Minimal tiap dapil terisi satu kursi," ujar Januar.

Anggota DPRD Sulsel itu mengatakan, pada beberapa dapil strategis di semua tingkatan juga diusahakan lebih dari satu kursi agar target secara nasional yakni 15 persen dapat tercapai.

Januar menegaskan, komposisi bacaleg juga sudah diformulasikan sedemikian rupa agar kursi sebelumnya tetap terjaga atau pada dapil yg belum ada kursi pada Pemilu 2019, kembali terisi.

"Line up bacaleg di semua dapil dan tingkatan dengan kemajemukan utusan dari berbagai generasi termasuk generasi milenial, perempuan, kader, ketokohan, eks kepala daerah, pejabat, seniman, dan lainnya," ujar Januar.

Dia mengatakan, pihaknya juga telah melakukan kalkulasi, selain mempertahankan kursi yang ada saat ini, juga ada proyeksi untuk kenaikan rangking hasil suara.

Misalnya, sambung dia, bila sebelumnya sebuah dapil ranking enam, maka pada 2024 nanti ditargetkan ada perbaikan peringkat.

Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam mengatakan tak majunya Ni'matullah di Dapil VI dan Andi Irma di Dapil IX sebagai caleg DPRD Sulsel praktis mengurangi kekuatan Demokrat dalam mendulang suara signifikan di Dapil tersebut.

"Ni'matullah dan Irma adalah caleg pendulang suara bagi Demokrat di masing-masing Dapil pada Pileg 2019," ujar Nursandy.

Menurut dia, situasi di dua dapil itu bukan hanya melemahkan Demokrat tapi juga menjadi harapan bagi caleg-caleg lainnya untuk semakin gencar bergerak meraih dukungan.

"Tanpa caleg incumbent, caleg-caleg lain akan memiliki motivasi tinggi untuk terpilih," ujarnya.

Nursandy mengatakan, agar bisa mempertahankan kursi pimpinan DPRD, satu-satunya jalan bagi Demokrat yakni menyiapkan sebanyak mungkin caleg-caleg bertipikal petarung di masing-masing dapil.

Pengamat demokrasi di Makassar, Nurmal Idrus menyebutkan, salah satu keunggulan Demokrat secara nasional adalah efek ekor jas dengan kehadiran AHY sebagai salah satu calon wakil presiden.

"Itu bila Demokrat sukses mendorong AHY ke arena pilpres," ujar Nurmal.

Mantan Ketua KPU Makassar itu menuturkan, Demokrat akan kesulitan untuk bersaing apabila AHY tidak jadi maju di kontestasi pilpres.

Di Sulsel, lanjut Nurmal, Demokrat punya kelemahan yang harus segera dibenahi yaitu konsolidasi struktural yang mesti lebih dikencangkan.

Menurut dia, struktur mereka harus lengkap hingga ke desa/kelurahan. Selain itu, penguasaan pada beberapa daerah kini mulai lemah dengan tidak adanya lagi kepala daerah di bawah kendali Demokrat Sulsel. (Suryadi-Fahrullah/B)

  • Bagikan