Ambisi Satu Fraksi

  • Bagikan
karikatur/rambo

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Mengawali debut di kontestasi politik pada 2019, Partai Perindo sukses menempatkan wakil ke parlemen untuk kabupaten kota, meski tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen secara nasional. Di daerah ini, Perindo Sulsel meraih 23 kursi dan sukses mengunci dua kursi pimpinan dewan di dua kabupaten. Lantas seperti apa target Perindo Sulsel pada Pemilu 2024?

Partai Perindo Sulawesi Selatan tak muluk-muluk mematok target pada Pemilu 2024. Partai besutan pengusaha Hary Tanoesoedibjo ini hanya bertekad meraih satu fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan. Pada 2019, Partai Perindo Sulsel juga meraih satu kursi di DPRD Sulsel.

"Setidaknya target perolehan lima sampai enam kursi," kata Ketua Perindo Sulsel, Sanusi Ramadhan, Minggu (18/6/2023).

Sanusi mengatakan, pihaknya sangat realistis dalam menentukan hasil perolehan. Hal ini tecermin dalam komposisi bakal calon legislatif yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, Mei lalu. Meski begitu, menurut dia, pihaknya tetap optimistis untuk mengisi seluruh daerah pemilihan yang ada.

"Harapan terbesar kami, caleg di setiap dapil bisa meraih satu kursi," ujar Sanusi.

"Banyak wajah baru yang masuk di Perindo sebagai Bacaleg. Kami memang bersifat terbuka kepada mereka yang ingin berjuang bersama Perindo. Dan memang ada dinamika di Pemilu 2024," sambung dia.

Sanusi akan maju ke DPRD Sulsel melalui Dapil Makassar A. Dia akan bertarung di wilayah Kecamatan Panakkukang, Biringkanaya, Manggala, dan Tamalanrea.

"Target kami bisa masing-masing satu kursi. Insyaallah di Dapil saya, dengan bacaleg yang ada bisa satu kursi," imbuh dia.
Menurut Sanusi, keseriusan partai untuk mendorong bacaleg bekerja keras sangat tinggi. Buktinya, partai akan menanggung seluruh pendanaan untuk saksi.

"Caleg tidak dibiarkan untuk menyiapkan anggaran saksi karena sudah disiapkan oleh partai. Tugas mereka fokus untuk terus bergerak," beber dia.

Sanusi mengatakan, pihaknya sudah meminta seluruh pengurus kabupaten dan kota untuk membentuk struktur hingga tingkat kelurahan atau desa plus merekrut saksi yang akan disiapkan di setiap tempat pemungutan suara (TPS).

"Kalau mereka tidak punya saksi, tidak mungkin akan diberikan anggaran. Mereka siapkan struktur di tingkat bawah, soal biaya ditanggung dari pusat," tukas Sanusi.

Diri menargetkan, Perindo Sulsel bisa menempatkan minimal satu saksi di setiap TPS. Di Sulsel, ada sebanyak 26.218 TPS sesuai dengan data dari KPU Provinsi.

"Alokasi dana saksi berkisar antara Rp 200-250 juta untuk seluruh TPS," kata Sanusi.

Adapun Sekretaris Perindo Sulsel Hilal Syahrim mengatakan Partai Perindo memiliki peluang sehingga punya target ke depan dalam mencapai kursi di parlemen. Menurut dia, sebagai barometer dari kawasan timur Indonesia, Perindo Sulsel diberikan tanggung jawab oleh DPP untuk meloloskan satu kader di setiap dapil ke Senayan. Begitu juga dengan perolehan kursi di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi.

"Dalam mewujudkan hal itu kami sudah menginstruksikan kepada seluruh DPD Perindo se-Sulsel agar fokus dalam pemenangan di semua tingkatan," kata Hilal.

Dia mengatakan, persiapan Perindo Sulsel menghadapi Pemilu 2024 sudah dirumuskan dalam musyawarah kerja wilayah beberapa waktu lalu. Hasilnya, seluruh DPW dan DPD Perindo se-Sulsel memastikan bahwa semua dapil wajib terisi. Dia menjelaskan, strategi yang dilakukan yakni dengan melibatkan infrastruktur partai yang telah ada dan memastikan struktur partai sampai pada tingkatan tanting yang berbasis di TPS.

"DPP Perindo menginstruksikan agar mengoptimalkan sistem tandem antar caleg," beber Hilal.

Perindo Sulsel sangat berharap pada petahana yang saat ini berhasil meraih kursi di DPRD kabupaten dan kota. Hilal mengatakan, selama ini kader-kader Perindo senantiasa merawat basis konstituen agar terjaga hingga 2024.

"Sisa bagaimana pencapaian perolehan suara harus ditingkatkan karena banyak figur baru yang mendaftar di Perindo dengan strategi sendiri untuk menang di 2024," ujar dia.

Peneliti di PT Penta Helix Indonesia, Asratillah menyatakan Partai Perindo merupakan 'pemain baru' dalam politik Indonesia yang mampu meraih kursi pada 2019.

"Artinya capaian ini sudah lumayan dibanding partai-partai yang segenerasi seperti PSI, Partai Berkarya, dan Partai Garuda. Bahkan performance Partai Perindo lebih baik dibanding beberapa partai yang lebih senior seperti PBB dan Partai Hanura," ujar Asratillah.

Selain itu, kata dia, Partai Perindo sebagaimana partai-partai baru punya beberapa tantangan, yakni bagaimana mampu meyakinkan pemilih agar mau bergabung.

Partai Perindo mesti bisa meyakinkan pemilih bahwa performance tersebut bisa menyaingi partai-partai besar. Kalau untuk konteks Sulsel Perindo mesti bersaing dengan Golkar, NasDem, PKS, Gerindra, PKB, Demokrat dan PPP.

"Secara kelembagaan, Perindo sudah cukup rapi sampai ke tingkat bawah. Cuma yang jadi soal adalah mobilisasi program masih perlu lebih masif," ujar Asratillah.

Menurut dia, pemilih akan cenderung peduli kepada partai politik tertentu bukan hanya melalui atribut yang bertebaran, tetapi juga melalui program yang cukup menyentuh kebutuhan dasar para pemilih. Asratillah menilai, Partai Perindo sebenarnya punya sumber daya yang mesti dimasifkan, yakni jejaring media. Dengan catatan, mesti didesain sedemikian rupa agar isu di media, gerak organisasi, dan mobilisasi program bisa sejalan.

"Melakukan framing terhadap partai bukan hal mudah, mesti ada perencanaan matang sebelumnya dan mesti bisa dieksekusi di setiap tingkatan pimpinan partai," ujar dia.

Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan dengan pengalaman Perindo 2019, partai ini akan bisa bersaing di papan tengah. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan Perindo akan menambah perolehan kursi baik di provinsi maupun di kabupaten dan kota.

Suwadi mengatakan, model rekrutmen yang dilakukan oleh Hary Tanoesoedibjo bisa mempengaruhi sejumlah tokoh-tokoh yang berbasis agama. Misalnya, mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau sering disapa tuan Guru Bajang yang telah bergabung sejak tahun lalu.

"Ini yang seharusnya Perindo lakukan pada 2019 karena banyak orang yang beranggapan partai Perindo ini partainya etnis tertentu," ujar dia. (fahrullah-suryadi/C)

  • Bagikan