Puncak Perayaan HUT Sulsel Bakal Jadi Pustaka Budaya

  • Bagikan
Pekan Raya Sulsel 2023

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Puncak perayaan Pekan Raya Sulsel HUT Sulsel ke-354 tahun bakal jadi pustaka budaya dengan sajian pagelaran seni budaya dari masing-masing 24 kabupaten dan Kota Sulsel.

Itu disampaikan oleh Ketua Panitia HUT 354 tahun Sulsel, Ahmadi Akil saat dikonfirmasi, Rabu (23/8/2023).

Kata dia, puncak perayaan itu akan terlaksana di CPI Makassar dengan berbagai item yang tentu merupakan hal masyarakat untuk menikmatinya sebagai pemilik sulsel.

“Pagelaran budaya itu terbagi atas dua, itu musik tradisional dan tari traditional,” sebutnya.

Ia menyampaikan, setiap kabupaten dan kota berkontribusi pada pagelaran budaya itu dengan menyajikan pertunjukan kebudayaan yang khas dari wilayah masing-masing baik dengan melibatkan para pelaku budaya maupun dari pelajar.

Ia menyebutkan rangkaian pada perayaan pekan raya yang akan memuncak di CPI itu, dimulai dari Talkshow dan Presentasi Produk Lokal, Bisnis Matching, Festival Kuliner Festival Drum Band (SD-SMP-SLTA), dan Lomba Masak Nasi Goreng.

“Puncak perayaannya itu tanggal 28 agustus (pembukaan) sampai 3 September, jadi hut sulsel ini milik masyarakat sulsel,” sebutnya.

“Filosofi hari jadi Sulsel tahun ini, bahwa sulsel adalah milik masyarakat bukan milik pemerintah,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel itu.

Ia juga menyampaikan, para ketua Dekranasda kabupaten dan kota se- sulsel juga bakal hadir pada kegiatan itu.

“Setiap tenan juga bakal menampilkan produk terbaiknya, baik itu pada bidang fashion maupun food and drink (FnD)," paparnya.

“Dan masih banyak lagi keseruan yang bakal tercipta di kegiatan itu,” kata Ahmadi akil.

Sementara itu, Muchtasim warga Daeng Tata, mengatakan dengan rencana gelaran pertunjukan seni budaya tentu merupakan rencana yang baik dari pemerintah sulsel.

Dewasa ini, kata dia, kecenderungan anak-anak mulai asing dengan kesenian seperti musik dan tarian yang murni dari wilayah sulsel sendiri.

Ia menganalogikan, beberapa nilai budaya yang tergerus juga menjadi pengingat kepada para orang tua, itu seperti lagu pengantar tidur untuk anak yang khas dengan Sulsel.

“Seperti lagu pengantar tidur, “Ininnawa” itu kalah eksistensinya dengan lagu nina bobo,” cetusnya.

Tentu dengan sajian Budaya khas masing-masing wilayah akan menyegarkan ingatan untuk kesenian yang dapat di adaptasi untuk para generasi.

“Mudah-mudahan kita  bisa napak tilas kebudayaan pada kegiatan itu,” pungkasnya. (Abu/A)

  • Bagikan