Budi Harta Winata : Inspirasi dari Puncak Monas

  • Bagikan

BUDI HARTA WINATA, sebuah nama yang cukup inspiratif. Berbudi dan berharta. Winata juga memiliki arti yang sangat luhur, yaitu, kuat, teguh, pemberani (Sanskerta). Selain nama itu penuh inspirasi, juga memiliki persajakan yang puitis.

BUDI menghabiskan masa kecilnya di Palopo, Sulawesi Selatan. Ia lahir pada 5 Mei

  1. Ia tamat SD, SMP, dan STM di Palopo. Ia tidak sarjana, tetapi memimpin, mengajar, dan
    menginspirasi para sarjana. Budi selalu peringkat satu.
    Selalu juara. Otaknya memang
    cemerlang. Teman-temannya mengakui itu. Tak heran jika ia berhasil menapak kehidupan
    dengan perhitungan yang cerdas hingga kini memimpin banyak perusahaan.

Salah satunya, owner perusahaan besar yang bergerak dalam bidang konstruksi dan renovasi bangunan, khususnya pekerjaan konstruksi baja, PT. Artha Mas Graha Andalan. Ia bahkan ketua umum ISSC (Indonesia Societyo Steel Construction). Begitu tamat STM, Budi langsung ke Jakarta. Tiba di Jakarta, Budi bingung. Ia belum tahu “kiri-kanan”. Namun, tibatiba puncak Monas memberinya inspirasi.

Mengapa Monas (Monumen Nasional)? Saat tiba di Jakarta, berkisar tahun 1995, Budi
diminta mengurus KTP dan paspor. Dokumen ini akan digunakan untuk berlayar, bekerja di kapal. Pakkapala (bekerja di kapal), memang satu-satunya “dianggap pekerjaan” di kampung Bajo, tempat Budi dilahirkan.

Sementara menunggu penyelesaian KTP dan paspor, Budi diajak jalan-jalan ke Monas. Ia pun naik ke puncak dengan menggunakan lift.
Di ketinggian 433 kaki (132 m) itu, Budi menyaksikan lalu lalang kendaraan. Sebagai
alumni STM Jurusan Otomotif, ia mencermati kendaraan kendaraan yang menurutnya masih asing.

Di situlah mulai muncul keinginannya memiliki
mobil-mobil mewah. Di situ pula menguatkan keyakinannya untuk bekerja di sektor otomotif.
Penantian penyelesaian dokumen (KTP dan paspor) membuat Budi beralih pikiran.
Terutama pula dipengaruhi oleh inspirasi di puncak Monas beberapa hari sebelumnya.

Ia pun mencari koran yang memuat lowongan kerja. Budi memilih mendaftar di sebuah perusahaan otomotif. Ia ditempatkan di bagian prosesing pelek. Hari demi hari pekerjaan
berat itu ditekuninya. Ia pun tidak banyak lagi berpikir soal paspor untuk bekerja di kapal.
Budi lalu berpikir, jika hanya pekerjaan pelek seperti itu ditekuninya setiap hari, kapan
bisa memiliki mobil mewah seperti yang menginspirasinya saat di puncak Monas itu?

Suatu hari, Budi mengamati penampilan seseorang yang lewat di ruang kerjanya
menggunakan jins dengan kemeja bersih. Ia sangat tertarik terhadap penampilan orang
tersebut.

Budi pun mengobrol dengan orang tersebut. Kesimpulan Budi, dirinya harus mengubah diri. Harus menemukan pekerjaan yang bisa membuatnya tampil seperti
sosok pengusaha tersebut. Seragam pekerja itu harus dia tanggalkan. Kelak harus mempekerjakan orang.

“Sebagai orang Bugis, tak elok rasanya bekerja sama orang lain. Harus punya usaha
sendiri,” katanya saat podcast Fajar Inspiring, Senin, 11 September 2023 di Graha Pena
Lantai 4.

Bak gayung bersambut, saat menunggu kendaraan di sebuah perhentian, Budi membaca sebuah spanduk tentang pendidikan menggambar (desain). Masa belajar, berkisar
satu tahun. Dasar Budi yang selalu peringkat satu di sekolah, ia pun tidak butuh waktu satu
tahun. Hanya tiga bulan, sudah mahir mendesain. Ia sudah berani membuat gambar
konstruksi baja. Karier di dunia baja pun
terus melejit. Budi tidak hanya menggambar, tetapi menjadi pengusaha baja.

Ia merintisnya dari dasar. Menjadi tukang las tidak jadi masalah asal itu usaha sendiri. Bukan menempel pada usaha orang lain. Berkat nyali, keberanian, keuletan, dan tentu saja dengan otak yang cemerlang, kini Budi berhasil
menjadi owner perusahan besar.

Ia berhasil memimpin dan mempekerjakan karyawan dengan humanis. Taglinenya, “Utamakan Salat dan Keselamatan.”
Dari tagline tersebut, dapat dibaca bahwa kendati Budi dari awal sekolahnya bergelut dengan besi-besi, awal kerja bergelut dengan besi dan baja, hingga memimpin perusahaan baja, namun hatinya selembut sutra.

Sesuai namanya, Budi tetaplah sosok yang berbudi luhur dengan tekad yang membaja menggapai impian dan inspirasinya. BUDI yang
punya HARTA atas tekad yang selalu WINATA. Tetaplah agunginspirasimu! (*)

  • Bagikan