Pemilih Mengambang Masih Bimbang

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Debat perdana calon presiden dinilai belum bisa menggaet pada pemilih mengambang pada Pemilu 2024. Performa tiga calon presiden masih plus minus sehingga pemilih belum bisa menemukan inspirasi yang cukup untuk menilai keseriusan masing-masing capres pada berbagai isu yang dibahas dalam debat. Anies dan Ganjar dinilai mampu menguasai materi di debat awal. Adapun, Prabowo kurang memaksimalkan kesempatan debat perdana tersebut.

Pengamat politik hubungan internasional dari Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman mengatakan, secara aktual, debat di kantor KPU RI itu berlangsung hangat dan menarik. Masing-masing capres, kata dia, menampilkan strategi yang unik.

Dia menilai, capres nomor 1 Anies Baswedan menunjukkan kapasitas intelektual dengan penyajian yang sistematis. Sedangkan, capres nomor 2 Prabowo Subianto tampil dengan gaya khas yang penuh gimmick. Adapun capres nomor 3 Ganjar Pranowo tampil aman, sedikit menekan, namun juga tidak berlebihan.

"Saya yakin, publik dapat melihat bukan saja aspek substansi namun juga dimensi entertainment politik yang tidak membosankan," kata Ishaq, Rabu (13/12/2023).

Dia mengatakan, satu-satunya hal yang mengganggu dalam debat tersebut adalah tata acara. Ketiga capres berdiri di lantai tengah tanpa meja atau podium.

"Cara mereka berdiri terlihat canggung, sehingga terkesan mereka seperti anak sekolah yang sedang dihukum oleh guru. Hal ini perlu dipikirkan oleh KPU untuk debat selanjutnya," ujar Ishaq.

Lebih jauh mengenai penyajian materi debat, Ishaq mengatakan, topik pertama tentang hak asasi manusia (HAM) memang sensitif, terutama bagi Prabowo Subianto. Menurut dia, Anies dan Ganjar memanfaatkan momen tersebut untuk menekan Prabowo.

"Isu tersebut memang jadi perdebatan publik juga. Sehingga Prabowo berusaha tampil dinamis dengan menghindari aspek praktikal, namun bermain di ranah normatif. Misalnya, pada pertanyaan-pertanyaan terkait demokrasi, korupsi, atau HAM, Prabowo bermain pada narasi ideal normatif," urai Ishaq.

Dia berpandangan, publik pemilih termasuk di Sulsel tampaknya belum menemukan inspirasi yang cukup untuk menilai keseriusan masing-masing capres dalam isu-isu tersebut.

"Apalagi, yang didengar semalam adalah komitmen personal, belum berkaitan dengan sistem pemerintahan yang kompleks," ujar Ishaq.

Ishaq menuturkan, dari segi penyajian materi visi dan misi publik patut mengakui bahwa Anies Baswedan relatif unggul. "Dia menyampaikan gagasan secara sistematis dan runut," kata dia.

Adapun Prabowo ingin menunjukkan bahwa menguasai masalah Indonesia (dengan berbicara tentang kasus-kasus di berbagai daerah, dari Aceh hingga Papua). Sementara, Ganjar Pranowo konsisten dengan dukungan terhadap keberlanjutan era Jokowi, dibungkus dengan semangat cinta tanah air dan nasionalisme, yang diharapkan dapat menarik pemilih.

"Tentu saja, pemilih mempunyai kedaulatan penuh untuk memutuskan. Setidaknya, debat semalam dapat menjadi alternatif untuk menambah alasan publik dalam menentukan sikap dan pilihan," ujar Ishaq.

Pada sesi debat dengan tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia atau HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan pelayanan publik, dan kerukunan warga, semua pasangan calon (paslon) menunjukkan komitmennya terhadap HAM.

Ada pembahasan soal Papua. Muncul kata-kata kunci bahwa harus diselesaikan melalui dialog, jadi bukan jadi bukan pendekatan keamanan. Itu kata kuncinya. Terkait korupsi, ada komitmen dari semua paslon untuk memperkuat lembaga anti-korupsi dan tindakan pemberantasan korupsi. Bahkan, ada metode-metode yang lebih progresif, seperti perampasan aset dan pemberian hukuman maksimal.

Adapun, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma menilai dari tiga pasangan calon hanya dua yang menguasai tema debat.

“Anies dan Ganjar sangat jelas dalam memaparkan visi misi. Ini mampu ditangkap karena disampaikan dengan baik," ujar Sukri.

Sementara itu Prabowo Subianto dinilai kurang berhasil memaksimalkan debat pertama ini. “Lebih banyak kepentingan diri dan lebih banyak menyerang kandidat lain. Jadi pasangan 1 dan 3 lebih berhasil,” katanya.

Menurut dia, Anies dan Ganjar sangat tenang menyampaikan visi misi mereka untuk lima tahun ke depan. Sehingga dia menyatakan, jika survei saat ini memenangkan Prabowo maka setelah debat perdana tersebut berpotensi mengalami penurunan. Apalagi hasil survei masih ada pemilih yang mengambang atau belum menentukan pilihan.

“Mungkin debat pertama ini orang sudah mulai memiliki gambaran dan itu bisa saja mempengaruhi elektabilitasnya, tapi masih ada debat kedua sampai lima,” imbuh Sukri.

Anggota tim pemenangan Anies-Muhaimin di Sulsel, Amri Arsyid menyatakan Anies mampu menguasai debat kandidat dibandingkan dua rivalnya.

“Kesan saya pertama terkait kematangan dan secara mental leadership dibanding kandidat lain Anies sangat menonjol. Kematangan dalam hal stabilitas emosional Anies terbaik dibanding yang lain,” kata Amri.

Ketua Partai Keadilan Sejahtera Sulsel itu mengatakan, dalam menyampaikan gagasan, Anies sangat baik dan terstruktur. Dia juga mengakui, penyampaian Ganjar Pranowo juga cukup baik ketimbang Prabowo Subianto.

“Yang pasti debat semalam memperkuat positioning Anies sebagai kandidat terbaik pilihan rakyat Indonesia,” imbuh dia.

Selesainya debat pertama, kata Amri, tim Anies akan melakukan evaluasi untuk tampil lebih baik lagi. “Saya yakin Anies akan semakin siap terutama dalam mengangkat isu-isu strategis di Indonesia dan pastinya akan lebih spesifik menggali kondisi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja dalam debat selanjutnya,” ujar Amri.

Dalam beberapa sigi lembaga survei, Anies-Muhaimin belum pernah berada di urutan pertama dan hanya bersaing dengan Ganjar di urutan kedua. Amri mengatakan, hasil survei nantinya akan berubah hingga 14 Februari 2024 mendatang sekaligus menjadikan pasangan AMIN menjadi pemenang. Apalagi, kata dia, pemilih mengambang atau belum menetapkan pilihan masih cukup tinggi.

“Saya rasa tidak akan serta merta mengubah hasil survei, apalagi acara debat ini pengaruhnya ke tingkat keterpilihan kurang dari 8 persen," kata dia.

Sekretaris Partai Kebangkitan Banga Sulsel, Muhammad Haekal menuturkan bahwa eksistensi Anies saat debat memberikan nuansa positif bagi pasangan Cak Imin itu.

"Kami melihat Anies tampil luar biasa. Terutama soal etik dan calon pemimpin bangsa. Sangat memukau karena santai, berani, dan tidak tersulut emosi," kata Haekal.

Menurut dia, sesuai tema debat yang pertama, Anies telah menjelaskan visi misi mereka terkait isu pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik.

Dalam paparannya selama empat menit, Anies menyoroti terjadinya ketimpangan hukum yang terjadi di Indonesia saat ini. Praktik penegakan hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas masih sering terjadi di penegakan hukum.

"Kami melihat Anies tampil santai dan menguasai panggung. Anies bicara lantang soal isu antikorupsi dan pemerintahan, serta pelayanan publik dan perhatian kepada kelompok disabilitas dan perempuan," imbuh dia.

Atas debat perdana, Haekal meyakini bahwa masyarakat akan melihat sosok Anies dapat dijadikan pilihan pada saat pencoblosan 14 Februari 2024.

Ketua OKK DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin mengatakan, seusai debat Anies Baswedan, menjadi yang paling banyak dibicarakan oleh netizen di media sosial terkait debat pertama capres.

"Anies diunggulkan oleh respons media sosial terkait debat capres. Semua pihak berpandangan memberikan nilai 50-an kepada Anies," imbuh Tobo.

Menurut dia, masyarakat melihat Anies memberikan gagasan rasional, Anies memiliki kemampuan memimpin. Ia berpandangan masyarakat tidak lagi membeli kucing dalam karung. Ia tak mengomentari materi debat, menurutnya fokus adalah bagaimana hasil dari penilaian debat yang diunggulkan penggiat sosial dan publik akan memberikan dampak positif bagi Anies-Muhaimin.

Sementara itu, anggota Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Sulsel, Harmasyah memberikan apresiasi terhadap gaya Prabowo yang gemoy.

"Debat perdana Pilpres 2024 selesai digelar. Melihat lagi momen-momen penting ketiga capres. Pertanyaan siapa unggul, kami melihat Prabowo tampil penuh ketegasan," ujar dia.

Harmansyah mengatakan, poin-poin yang disampaikan Prabowo sesuai realita. Negara membutuhkan sosok tegas seperti Prabowo dalam menjalankan tugas nantinya.

"Kalau tidak tegas akan menjadi bulan-bulanan negara lain, jadi butuh ketegasan tapi humanis," imbuh Harmansyah.

"Saya lihat menarik disampaikan pak Prabowo soal program sesuai visi misi linier dengan permasalahan pemerintahan dan HAM," sambung dia.

Dia menilai, paparan Prabowo menegaskan bahwa penegakkan hukum, HAM, dan perbaikan pelayanan pemerintah sebagai prioritas. Hal tersebut menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran jika kelak terpilih pemimpin bangsa.

"Karena itu dalam visi-misi, hal-hal ini ditaruh paling atas," ujar dia.

Ia menegaskan, bahwa capres lain dan tim harus memahami kondisi bahwa forum debat kaitan visi-misi program ke depan, karena tidak berdebat soal situasi belakangan ini.

"Maka terjadi debat kusir tadi malam. Kalau bisa jangan ungkit hal yang mengundang debat kusir. Debat harus berkaitan dengan program. Kita harap debat berikut harus lebih fokus lebih dewasa. Bukan ajang curhat dan membuat publik tidak nyaman," tuturnya.

Bendahara Tim Pemenangan Daerah Sulawesi Selatan Ganjar-Mahfud, Ricard M. Nur mengatakan, pihaknya menggelar nonton bareng (nobar) debat perdana capres bersama ratusan relawan.

"Kami menindaklanjuti surat dari Tim Pemenangan Nasional kepada TPD untuk mensosialisasikan kepada relawan dan menyiapkan nonton bareng acaranya debat capres," kata Richard.

Ricard mengatakan, pihaknya sengaja mengadakan nobar tersebut agar para relawan dapat mengimplementasikan ide dan gagasan Ganjar-Mahfud ke masyarakat. Debat dengan isu pemberantasan korupsi yang mana Ganjar-Mahfud sudah cukup khatam.

Ganjar pernah duduk di Komisi DPR RI yang bermitra dengan penegakan hukum dan Mahfud MD saat ini menjabat sebagai Menteri Politik Hukum dan HAM.

Richard optimistis debat ini juga akan membuka wawasan masyarakat mengenai pengetahuan dan kemampuan pasangan capres-cawapres sehingga ia menganggap nobar tersebut cukup penting.

Anggota Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Sulsel Iqbal Arifin memberi penilaian atas hasil debat tersebut. Iqbal menyatakan, Ganjar Pranowo tampil dengan begitu apik dan penuh percaya diri.

"Kami melihat Ganjar sangat menguasai materi debat sekaligus tetap menjunjung etika debat," kata Iqbal.

Dia menegaskan, bahwa penilaian itu disampaikan bukan karena diririnya sebagai TPD Ganjar-Mahfud, akan tetapi apa yang dijelaskan Ganjar dan apa yang dijawab itu semua sangat jelas, sangat sistematis, terkait apa yang nanti dibuat ketika menjadi presiden.

Poin khusus ditekankan oleh Iqbal pada debat semalam soal etika Ganjar dalam berinteraksi dengan kandidat lain di atas panggung.

"Ganjar itu memberi pertanyaan kepada calon lain sangat beretika, tidak menempatkan calon lain sebagai lawan yang harus dijatuhkan di depan publik," katanya.

Hanya saja ada calon yang menganggap pertanyaan itu tendensius. Padahal kalau mau jujur, inilah sebenarnya momentum calon presiden memperlihatkan kepada masyarakat sejauh mana apa yang dilakukan ketika menjadi presiden.

Iqbal juga memberi catatan, Ganjar dalam debat tidak 'bermain' pada ranah yang sumir. Ganjar, kata Iqbal, memberikan pernyataan dan jawaban dengan tegas, hitam-putih, dan sat-set.

"Selain itu, kemampuan Ganjar juga dianggap begitu mencolok dalam pemaparannya dalam debat pertama kemarin. Itu karena Pak Ganjar ini sudah pernah menjadi legislatif (DPR RI) dan dua periode jadi Gubernur Jawa Tengah," imbuh Iqbal.

Caleg DPRD Sulsel Dapil V turut memberi dukungan untuk satu topik yang dibahas, terkait Hak Asasi Manusia (HAM). Iqbal setuju dengan rencana Ganjar yang ingin kembali mengaktifkan Undang-undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).

Persoalan HAM itu bukan di Indonesia saja, sebagian besar dunia kan masih terjadi persoalan HAM. Bahkan di depan mata kita masih kita saksikan bagaimana HAM itu terjadi. Kalau di Indonesia dibutuhkan ketegasan bahkan yang disebut mas Ganjar semalam itu agar kembali mencoba menerapkan UU KKR itu, ia sepakat dengan itu.

"Saya sepakat itu. Supaya bisa menjadi pembelajaran kita bahwa kedepan itu ketika ada kontestasi bukan itu lagi yang diungkit ungkit. Tidak menjadi propaganda negatif," ucap dia. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan