Deklarasi Pemilu Damai Akan Warnai Perayaan Natal Oikumene 2024 di Makassar

  • Bagikan
BKSG Sulsel audiens dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, di Kantor Balai Kota Makassar, Jumat (12/1). Foto: SHASA ANASTASYA/RAKYATSULSEL/A

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Kerja Sama Gereja-gereja (BKSG) Sulawesi Selatan akan menggelar Natal Oikumene di Hotel Myko pada 31 Januari 2024 mendatang.

Demi kesuksesan Natal Oikumene di Makassar, BKSG Sulsel audiens dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, di Kantor Balai Kota Makassar, Jumat (12/1).

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Nielma Palamba selaku ketua panitia menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda tahunan BKSG Sulsel untuk umat kristiani merayakan Natal bersama pemerintah dan TNI/Polri.

"Sejak Covid-19 ini baru lagi kita adakan dan Natal Oikumene ini akan menghadirkan kurang lebih 3 ribu umat kristiani yang ada di Kota Makassar," kata Nielma Palamba.

Dihadiri ribuan masyarakat dan juga unsur pemerintah dan TNI/Polri, momentum Natal Oikumene juga akan dirangkaikan dengan deklarasi Pemilu damai.

Sehingga akan ada sosialisasi kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan partisipasi Pemilu 2024. "Nanti akan ada deklarasi Pemilu damai yang akan dideklarasikan bersama bapak Gubernur, Wali Kota Makassar, Pangdam, Kapolda dan semua Forkopimda di Sulsel," ujarnya.

Nielma pun berharap dengan adanya kegiatan ini maka kerukunan umat kristiani yang ada di Kota Makassar semakin erat.

Termasuk memperat hubungan masyarakat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dan jajaran TNI/Polri.

"Perayaan Natal ini juga menjadi semangat kita untuk meningkatkan kerukunan, memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan YME," tutur Nielma.

Sementara Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dalam arahannya siap mendukung dan menyukseskan perayaan Natal Oikumene di Kota Makassar.

Kata Danny, Natal tahun ini menjadi momentum mempersatukan doa dan harapan menjadikan Makassar tambah baik ke depannya.

Tidak hanya fokus pada program Jagai Anakta' dan Perkuatan Keimanan Umat. Tetapi juga bagaimana membangun tradisi proporsional yang mewakili entitas masyarakat dari berbagai latar belakang suku dan agama. (Shasa/B)

  • Bagikan