Debat Cawapres Kedua: Cak Imin Tegaskan Keadilan dan Hentikan Food Estate dalam Menyongsong Indonesia Berkelanjutan

  • Bagikan
Beranda Bisnis Debat Cawapres, Cak Imin Kritik 500 Ribu Hktare Tanah MIlik Prabowo, Food Estate hingga Giant Sea Wall Reporter Adinda Jasmine Prasetyo Editor Rr. Ariyani Yakti Widyastuti Minggu, 21 Januari 2024 20:13 WIB image-gnews Bagikan image social image social image social image social Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar berbicara dalam debat cawapres ke-2, Ahad, 21 Januari 2024. Cuplikan YouTube/KPU Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar berbicara dalam debat cawapres ke-2, Ahad, 21 Januari 2024. Cuplikan YouTube/KPU

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut satu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menghadirkan visi progresifnya dalam memajukan program pangan nasional, reforma agraria, dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) saat mengikuti Debat Cawapres kedua pada Ahad, 21 Januari 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.

Dalam sorotannya, Cak Imin menggambarkan kepeduliannya terhadap para petani dengan merinci hasil sensus pertanian BPS yang menunjukkan bahwa hampir 3 juta petani rumah tangga gurem tersebar di 16 juta rumah tangga petani dengan tanah setengah hektar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya reforma agraria sebagai solusi untuk meningkatkan distribusi lahan bagi para petani.

Tidak hanya itu, Cak Imin juga tidak ragu menyinggung pesaingnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, terkait pernyataannya tentang kepemilikan lahan. Dengan tegas, Cak Imin menyoroti ketidaksetaraan dalam kepemilikan tanah, menyebutkan seseorang yang memiliki tanah 500 ribu hektare sebagai kekuasaan yang diberikan oleh negara.

Sementara mengomentari proyek food estate yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, Cak Imin menyatakan kekecewaannya karena proyek tersebut dinilai mengabaikan petani, mengorbankan masyarakat adat, dan menciptakan konflik agraria serta merusak lingkungan. Dengan tegas, ia menyuarakan pentingnya menghentikan proyek tersebut.

Lebih jauh, Cak Imin juga memberikan pandangannya terhadap Proyek Giant Sea Wall (tanggul Jakarta), menegaskan bahwa solusi terhadap masalah lingkungan harus lebih dari sekadar infrastruktur fisik. Dalam pandangannya, krisis iklim harus dimulai dengan etika lingkungan, bukan hanya mengandalkan proyek tanggul.

Mengenai pembangunan nasional, Cak Imin menekankan perlunya keadilan dalam berbagai aspek, seperti keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antar generasi, keadilan agraria, dan keadilan sosial. Desa, menurutnya, harus menjadi fokus utama pembangunan, dengan melibatkan petani, nelayan, peternak, dan masyarakat adat dalam program pengadaan pangan nasional.

Sebagai poin krusial, Cak Imin menegaskan bahwa reforma agraria harus dijamin untuk mendistribusikan lahan kepada para petani, sementara Energi Baru dan Terbarukan (EBT) harus ditingkatkan, bukan dikurangi targetnya.

Debat Capres ini merupakan babak kedua dari serangkaian debat Cawapres dan debat keempat dari total lima debat yang dijadwalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada 14 Februari mendatang. Tema debat kali ini mencakup isu-isu pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa. Malam ini, para peserta debat termasuk ketiga calon Wakil Presiden, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md, hadir untuk memberikan wawasan dan solusi terbaik bagi Indonesia yang berkelanjutan.

  • Bagikan