Caleg di Makassar Diduga Ikut Keroyok Warga, Polisi Dalami Laporannya

  • Bagikan
Ilustrasi. Anggota Polisi Dikeroyok Pengantar Jenazah di Gowa

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kasus dugaan pengeroyokan dua orang warga yang diduga melibatkan salah satu Calon Legislatif (Caleg) di Kota Makassar, berinisial ST berujung di Polisi. Dimana laporan kasus ini diketahui sedang diproses oleh penyidik Polsek Tamalate.

Caleg berinisial ST dilaporkan atas tuduhan tindak pidana pengeroyokan dengan bukti registrasi laporan bernomor: LP/B/97/III/2024/SPKT/POLSEK TAMALATE/POLRESTABES MAKASSAR/POLDA SULAWESI SELATAN.

Peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi di kediaman sang Caleg di Jalan Dg Kuling, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, pada Senin (4/3/2024) malam lalu.

Dua warga yang mengalami pengeroyokan itu yakni Said (36) dan Rusdi (28). Akibatnya keduanya babak belur hingga salah dari mereka harus dirawat di Rumah Sakit (RS).

"Kasusnya masih penyelidikan. Sekarang ini saya masih cari saksi karena (korban) saat itu melapornya besok (sehari setelah kejadian)," kata Kapolsek Tamalate, AKP Aris Sumarsono saat dikonfirmasi, Kamis (7/3/2024).

Aris mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman atas kejadian ini. Bahkan sampai saat ini tim penyidik Polsek Tamalate masih melakukan pencarian terhadap saksi-saksi yang mengetahui peristiwa dugaan pengeroyokan tersebut.

Saksi yang telah diperiksa dalam kasus ini dikatakan baru tiga orang, satu diantaranya adalah ST. "Untuk sementara belum bisa dipastikan karena sampai pukul 03.00 Wita tadi malam saya masih cari saksi. Kita kesulitan, masih sulit didapatkan (saksi). Saksi yang diperiksa ada tiga, termasuk si caleg," ungkapnya.

Dijelaskan Aris, adapun kasus ini bermula saat kedua korban mendatangi rumah ST sambil menggedor-gedor pintu dan pagar rumahnya. Kedua korban datang ke kediaman ST untuk mencari pria berinisial FB yang merupakan menantu ST.

Dimana FB dan kedua korban diketahui punya kerja sama dalam bidang bisnis rental kendaraan. "Dia (korban) datangi rumah seseorang (ST), digedor-gedor, menendang pintu, pagar. Jadi diusir yang punya rumah. Yang dicari itu (FB) tidak ada, jadi diusir sama yang punya rumah (ST)," sebutnya.

Dia juga menyebut, saat kedua korban mendatangi rumah ST, mereka dalam pengaruh minuman keras atau sedang mabuk. Bahkan beberapa warga di sekitar tempat tinggal ST dikatakan sempat mengusir kedua korban hingga terjadi pengeroyokan.

"Posisinya dalam keadaan mabuk dia (kedua korban) ke sana (rumah ST). Jadi ini korban dua orang dalam keadaan pengaruh minuman keras (miras), warga sempat tegur, bilang sudah, pulang (saja) tapi tidak mendengar, akhirnya terjadi penganiyaan (pengeroyokan)," terangnya.

"Rumah yang digedor-gedor ini rumahnya caleg (ST), karena yang dicari menantunya (FB). Jadi karena dia (ST) yang punya rumah, jadi mengeroyok," Aris menambahkan.

Meskipun kasusnya sementara berpose, ST juga disebutkan turut melaporkan kedua korban atas kasus perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana diatur dalam Pasal 335 KUHP.

"Kalau calegnya, lapornya itu karena dia (kedua korban) gedor-gedor pintu. (Laporannya) perbuatan tidak menyenangkan," pungkasnya.

Terpisah, salah satu korban yakni Rusdi yang ikut diwawancara menjelaskan, awal mula peristiwa nahas yang dialaminya saat datang ke kediaman ST untuk mencari pria berinisial FB yang merupakan menantu ST.

Kata Rusdi, dirinya dan FB punya kerja sama dalam bidang bisnis rental kendaraan. Kala itu, ada mis komunikasi sehingga dia mendatangi FB untuk mempertanyakan bisnis tersebut.

"Kan ada kesepakatan dari awal, harganya sekian. Ini tidak sesuai. Saya tidak menuntut, saya cuma mau klarifikasi perjanjian," ungkap Rusdi.

Rusdi bercerita saat dia tiba, dirinya malah bertemu dengan ST. Tanpa disangka-sangka ST pun langsung menganiaya Rusdi.

"Pertama saya masuk ke pekarangan rumahnya. Saya ketuk-ketuk pintu, panggil FB, tidak ada yang merespon. Tak berselang lama, ada itu yang Caleg (ST) , tanpa ada kata-kata langsung dia hantam dada ku," jelas Rusdi.

Saat itu, beberapa orang di sekitar kediaman ST pun turut menghakimi Rusdi. Saat itu Rusdi hanya bisa pasrah jadi bulan-bulanan.

"Setelah ditutup gerbang, saya tidak tahu lagi darimana itu (orang-orang) langsung memukul dari belakang. Iya (caleg itu juga memukul) sama anak-anak disituji semua. Saya sudah melapor," bebernya.

Sedangkan, korban lainnya yakni Said menjelaskan bahwa dia juga dikeroyok saat datang ke lokasi berniat untuk menjemput Rusdi yang tidak lain merupakan kerabatnya.

"Masalahnya ini sepupuku, saya pergi jemput di tempat kejadian. Terus, saat pergi jemput, tidak tau dari mana arahnya itu orang, tiba-tiba langsung memukul," ungkapnya.

Kata dia, kurang lebih ada 10 orang yang mengeroyok mereka. Akibatnya dia juga mengalami luka memar di hampir sekujur wajahnya. "Baku bagi, ada yang pukul sepupuku, ada yang pukul saya. Dikeroyok toh. Saya juga heran, saya tidak tau masalah, tujuanku ke sana jemput sepupu," kuncinya. (Isak/B)

  • Bagikan