Nasib Moncer PKB Sulsel

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Taktik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan dengan merekrut sejumlah figur potensial menjelang Pemilu 2024, berbuah manis. Perolehan kursi dari berbagai tingkatan membuat nasib partai ini begitu moncer alias bersinar.

Dua kursi untuk DPR RI dan delapan kursi di tingkat provinsi membuat PKB berpeluang besar meraih satu posisi unsur pimpinan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulsel sekaligus menggeser posisi Partai Demokrat.

Bila PKB Sulsel sukses menempatkan kader dalam jajaran pimpinan DPRD, makan ini merupakan sejarah baru. Keyakinan itu makin besar karena PKB Sulsel sudah mengunci delapan kursi untuk bisa menjadi salah satu wakil ketua.

Sekretaris PKB Sulsel, Muhammad Haekal mengatakan, meskipun KPU belum menyampaikan rekapitulasi secara resmi di tingkat provinsi, namun, berdasarkan data internal bisa mempertahankan delapan kursi.

"Perolehan ini sebetulnya sama dengan hasil Pemilu 2019. Bedanya, PKB Sulsel bisa duduk di jejeran kursi pimpinan dewan," ujar Haekal, Kamis (7/3/2024).

Adapun perolehan kursi di 11 dapil se-Sulsel antara lain, Dapil I dan II Sulsel (Makassar A-B) mendapat dua kursi. PKB meraih kursi di dapil Makassar A, mempertahankan 1 kursi seperti 2019. Di Dapil Makassar B, PKB mendapat 1 kursi.

Kerja keras kader PKB di dapil ini signifikan. Caleg partai ini menggeser petahana dari Partai Demokrat, PDIP dan Gerindra. Dapil yang diduduki kader dari tiga parpol itu, dipastikan gagal mempertahankan kursi.

Tiga petahana dinyatakan tumbang dan gagal mempertahankan kursinya masing-masing, Adam Muhammad dari Gerindra, Risfayanti Muin dari PDIP, dan Haidar Majid dari Demokrat. Sebaliknya PAN, PKB, dan PPP berhasil mendapatkan masing-masing satu kursi.

Kemudian, Dapil Sulsel III Gowa-Takalar, Dapil IV Bantaeng, Jeneponto Kepulauan Selayar, Dapil V Sinjai- Bulukumba dan dan VI Maros, Pangkep, Barru dan Parepare. Partai yang dipimpin Azhar Arsyad di Sulsel ini mendapat juga masing-masing 1 kursi di dapil tersebut.

Selain itu, di Dapil VIII Soppeng dan Wajo, PKB mendapat 1 kursi. Kemudian terakhir di Dapil XI, meliputi empat daerah yakni Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo, terdapat 1 kursi.

"Jadi total 8 kursi, tersebar di dapil Sulsel I, II, III, IV, V dan VI, serta dapil VIII dan XI hasil C1 itu, PKB mendapat 1 kursi. Secara kursi Provinsi 8 kursi, potensi dapat pimpinan (Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel)," imbuh Haekal.

Berdasarkan perhitungan hasil pemilihan legislatif se-Sulsel pada Pemilu 14 Februari, suara PKB mengalami tren positif. Dari penetapan suara partai dan masing-masing caleg di tiap daerah pemilihan (dapil) dapat diketahui bahwa beberapa Kabupaten dan Kota PKB mendapat kursi Pimpinan.

Selain di DPRD Provinsi, khusus di 24 daerah se-Sulsel, PKB mengunci kursi pimpinan (Wakil Ketua) DPRD di 5 Kab/Kota. Misalnya, di Kabupaten Takalar, PKB mendapat kursi Pimpinan (Ketua DPRD) Takalar). Kemudian, di DPRD Kabupaten Bone PKB mendapat jatah pimpinan (wakil ketua), selanjutnya di Bulukumba PKB juga mendapat kursi (wakil ketua). Begitu juga di Kabupaten Jeneponto (wakil ketua) serta di Wajo (wakil ketua).

Adapun perolehan kursi di 5 daerah tersebut, PKB meraih 7 kursi di DPRD Kabupaten Bone, kemudian di DPRD Wajo dan Jeneponto, Bulukumba masing-masing 6 kursi. Serta Takalar dan Kota Makassar, masing-masing 5 kursi. Hanya saja di Makassar, PKB tidak mendapat kursi pimpinan.

"Selain provinsi, ada 5 daerah PKB dapat kursi pimpinan. Di Takalar (Ketua DPRD), Bulukumba (wakil ketua), Jeneponto (wakil ketua), Wajo (wakil ketua) Bone (wakil ketua)," beber Haekal.

Lantas bagaimana dengan kursi DPR RI?Haekal menegaskan bahwa secara kalkulasi hitungan internal C1 dan D-hasil PKB meraih dua kursi 2024 yakni di Dapil 1 Sulsel, yakni Syamsu Rizal dan di Dapil Sulsel II yaitu Andi Muawiyah Ramly menempati posisi kursi terakhir di Dapil Sulsel II.

"Data rekap PKB berbasis hasil pleno kab/kota PKB dapat kursi terakhir di dapil Sulsel I dan Sulsel II untuk DPR RI," klaim Haekal.

Sementara itu, dua partai dipastikan kehilangan kursi pimpinan DPRD setelah mengalami penurunan kursi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 14 Februari 2024. Keduanya yakni Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD Sulsel. Demokrat juga kehilangan kursi pimpinan di DPRD Makassar bersama PDI Perjuangan.

Untuk DPRD Sulsel, Partai Demokrat hanya bisa dipastikan mengunci 7 kursi yang sebelumnya mampu meraih 10 kursi. Adapun Dapil yang hilang yakni Sulsel 2 (Makassar B), Sulsel 3 (Gowa,Takalar) dan Sulsel 4 (Jeneponto, Bantaeng, Selayar).

Sementara PKS hanya diprediksi mengunci 7 kursi yang sebelumnya 8 kursi. PKS kehilangan kursi di Dapil Sulsel 9 (Sidrap, Pinrang, Enrekang) setelah NasDem memborong 5 kursi di Dapil tersebut.

Adapun yang diprediksi memperoleh kursi pimpinan DPRD Sulsel setelah NasDem mengunci 17 kursi, Golkar 14 Kursi dan Gerindra 13 kursi yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Adapun DPRD Makassar, Demokrat sebelumnya memperoleh 6 kursi, kini tinggal menyisakan 4 kursi setelah Dapil 4 (Manggala,Panakkukang), partai ini tak memperoleh kursi dan Dapil Makassar 2 (Bontoala, Tallo, Ujung Tanah dan Kepulan Sanggarang) sebelumnya mendudukan 2 kadernya kini tinggal menyisakan 1 kursi.

Adapun PDI Perjuangan tinggal menyisakan 5 kursi yang sebelumnya 6 kursi. Partai Banteng ini kehilangan kursi di Dapil Makassar 3 (Biringkanaya,Tamalanrea) sebelumnya 2 kursi. Yang dipastikan menggantikan posisi unsur pimpinan dua partai ini yakni PKS dan Gerinda yang mengalami kenaikan kursi dari 5 menjadi 6 kursi.

"Alhamdulillah, PPP mengunci Wakil Ketua 3 DPRD Sulsel. Kami dapat 8 (kursi) sama dengan PKB, tapi PPP lebih besar suaranya," imbuh Ketua PPP Sulsel, Imam Fauzan.

Sekretaris PPP Sulsel, Nur Amal mengatakan, pada Pileg 2024 ini, PPP memberikan kejutan. Pada 2019, partai Ka'bah ini mengontrol 6 kursi, kini menjadi 8 kursi.

"Kami bersyukur bisa mengunci 8 kursi di DPRD Provinsi, sehingga bisa mendapatkan unsur pimpinan," ujar dia.

Amal merincikan dapil yang memperoleh satu kursi yakni Makassar B, Dapil 4 Jeneponto-Bantaeng-Kepulauan Selayar, Dapil 5 Bulukumba-Sinjai, Dapil 8 Soppeng-Wajo, Dapil 9 Sidrap-Enrekang-Pinrang, dan Dapil 11 Luwu Raya. Khusus Dapil Sulsel 3 meliputi Gowa-Takalar, PPP memperoleh 2 kursi.

"Dapil 6 (Maros, Pangkep, Barru, Parepare) kami kosong. Begitu juga di Bone (Dapil 7), juga tidak ada kursi dan Toraja juga kosong (Dapil 10)," kata Amal.

"Di Makassar A kami belum pasti, tapi ada potensi dapat kursi, karena selisihnya tipis," imbuh dia.

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Makassar, Eric Horas mengatakan partainya sudah pastikan mengunci 6 kursi dan masuk unsur pimpinan DPRD. "Boleh di katakan seperti itu (masuk unsur pimpinan DPRD) tapi kita menunggu hasil rekapitulasi KPU," ujar Eric.

Ketua Bappilu DPC PDIP Makassar, Raisul Jaiz mengakui PDIP mengalami penurun kursi. Namun pihaknya menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU Makassar.

“Kemungkinan mengalami penurun kursi tapi ini belum hasil akhir. Kami yakin 6 kursi dan tetap kursi pimpinan,” imbuh Rais.

Efek Pemilu Menjalar ke Pilkada

Sementara itu, pemilihan legislatif dipastikan akan merembes ke pemilihan kepala daerah di Sulawesi Selatan, khususnya pemilihan gubernur. Lembaga survei Archi Research and Strategic telah merilis sejumlah nama yang berpotensi muncul pada 27 November tersebut.

Sejumlah nama yang populer yakni Andi Amran Sulaiman (18,39 persen), Nurdin Halid (13,98 persen), Adnan Purichta Ichsan (11,21 persen), Fadil Imran (10,10 persen), Ilham Arief Sirajuddin (8,48 persen), Danny Pomanto (8,01 persen), Rusdi Masse (7,32 persen), Andi Sudirman Sulaiman (7,06 persen) dan Andi Iwan Darmawan Aras (5,8 persen).

CEO Archi Research and Strategic Mukhradis Hadi Kusuma mengatakan survei tersebut dilakukan pada 1-6 Maret 2024 dengan mengambil sekitar 400 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Kami melakukan survei terbuka, siapa yang menjadi pelanjut gubernur nanti dan munculkan nama-nama itu,” kata Mukhradis.

Munculnya nama-nama tersebut, kata dia, karena faktor Pileg yang baru saja berlangsung beberapa pekan lalu. Seperti Amran Sulaiman salah satu tim pemenangan Prabowo-Gibran di Sulsel, Nurdin Halid sebagai Caleg DPR RI Dapil Sulsel 2, Ilham Arief Sirajuddin lebih banyak melakukan kunjungan ke daerah-daerah. Sementara Danny Pomanto hanya bergerak di Kota Makassar.

Mukhradis menyebutkan munculnya nama Nurdin Halid di Pilgub Sulsel ini, selain pernah bertarung 2018 lalu, dia juga maju di Pileg dan sukses meraih pemenang internal Golkar dengan mengalahkan dua petahana yakni Andi Rio Padjalangi dan Supriansa.

“Mereka bertarung habis-habisan di internal Golkar. Nurdin juga mampu mengalahkan mantan kepala daerah seperti Taufan Pawe, Syamsuddin Hamid, dan Andi Fahsar Padjalangi),” imbuh Mukhradis.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan posisi Nasdem saat ini sangat mahal. Capaian 17 kursi membuat Nasdem punya kelonggaran untuk memilih calon yang diinginkan. Termasuk jika Nasdem memasangkan Fatma dengan Andi Sudirman Sulaiman (ASS).

"Jadi kalau ini dipasangkan akan sangat kuat karena infrastruktur mereka sangat kuat, baik politik dan ekonomi. Andi Sudirman tidak mungkin tidak didukung Menteri Pertanian. Itu menjadi kekuatan yang penting," ujar dia.
Menurut dia, Rusdi Masse juga sangat kuat karena memiliki popularitas yang lebih tinggi.

Di Gerindra, kata Sukri, Andi Sudirman memang sosok yang kemungkinan akan disiapkan. Meski bukan kader partai, tetapi melihat hasil Pilpres dan kecenderungan yang ada itu akan mengusung ASS karena Amran Sulaiman dan Gerindra punya kedekatan kuat.

"Jadi tentu kalau meminta ke Prabowo, tiket bisa diberi ke Sudirman. Itu akan sulit ditolak," ujar Sukri.

Pengamat politik lainnya dari Unhas, Ali Armunanto menilai, 17 kursi membuat Nasdem dapat mencalonkan sendiri calon gubernurnya, memiliki tawar yang tinggi. Walaupun minus figur, namun dengan posisi ini, justru menjadikan Nasdem sangat strategis. Nasdem bisa menjadi pilihan dari figur-figur yang kuat dengan mesin politiknya yang rapi.

Menurut Ali, Nasdem untuk saat ini dipastikan akan banyak dilirik oleh calon lain. Nasdem tak perlu bergerilya kiri kanan, pasti akan banyak yang akan mendekati.

"Dan kalau berkoalisi Amran Sulaiman dengan RMS bisa kita bilang selesai masalah. Secara geografis, mereka sudah menguasai Dapil 1, Dapil 2, dan Dapil 3," ujar Ali. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan