MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pilkada serentak 2024 akan berlangsung tanggal 27 November mendatang. Berbagai harapan tokoh lintas agama dan semua pihak agar demokrasi lima tahunan ini berjalan aman dan damai.
Imauan juga datang dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), begitu juga tokoh masyarakat serta pondok pesantren dan dari pemuka agama non muslim.
Pdt. Novel Pangemanan, M.Th Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Luwu Utara, mengatakan, menghadapi Pilkada serentak tahun 2024 mendatang, menyerukan kepada seluruh masyarakat, untuk menjaga kedamaian dan persatuan selama proses pemilihan.
"Pentingnya menghindari isu-isu provokatif dan propaganda yang dapat memecah belah masyarakat, terutama di tengah persaingan antar pasangan Calon Kepala Daerah," harapnya, Rabu (9/10/2024).
Dia mengajak segenap masyarakat untuk lebih mengedepankan ide dan gagasan dimomentum pilkada tanpa Hoax, Fitnah, Kebencian dan Provokasi.
"Mendukung upaya Kepolisian dan unsur tokoh masyarakat bersama-sama untuk menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian dalam kontesasi Pilkada serentak 2024," tururnya.
Selain itu, menginginkan agar mewujudkan Pilkada damai tidak semata-mata merupakan tugas Kepolisian saja, melainkan perlu kerjasama dari berbagai pihak agar kita saling mendukung untuk mensukseskan Pilkada serentak 2024.
Dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 kita harus bersama-sama bertanggung jawab dan tetap menjaga keharmonisan yang ada.
"Tentu adu argumentasi boleh saja tetapi tidak boleh saling menjelek-jelekkan, apalagi saling menjatuhkan," sebutnya.
Ia. Menolak upaya yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat dan menghindari kegiatan yang bersifat provokatif, menghasut, ujaran kebencian serta tidak menggunakan isu SARA dalam kontestasi Pilkada 2024.
"Pesta demokrasi dalam pemilihan kepala daerah, tentunya tidak terlepas dari dinamika politik, tetapi mari kita laksanakan pesta demokrasi ini secara damai dan riang gembira," tukasnya. (Yadi/A)